News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Benarkah Gariah Bercinta Berkurang Bikin Pria Depresi?

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUNNEWS.COM -- Bagi pria maupun wanita, aktivitas seks sangat penting guna menjaga kemesraan dan keharmonisan rumah tangga. Selain itu, aktivitas seks pun mampu mempengaruhi suasana hati dan kondisi fisik seseorang.

Siapa sangka, gairah seks begitu berdampak pada kesehatan psikologis dan emosional pria. Sebuah studi terbaru menunjukkan, depresi yang dialami pria dapat dikaitkan dengan rendahnya kadar hormon testosteron. Hormon ini merupakan hormon yang berpengaruh kepada gairah seks para pria.

Studi ini melibatkan 200 orang pria dengan rata-rata usia 48 tahun. Hasil penelitian tersebut, hampir separuh pria yang memiliki kadar hormon testosteron yang rendah secara resmi didiagnosa depresi baik oleh dokter atau mereka menunjukkan gejala-gejala depresi. Sebanyak 25 persen di antaranya bahkan telah menjalani perawatan dan mengonsumsi obat-obatan.

Kadar hormon testosteron yang rendah berpengaruh pada depresi pria lantaran hormon ini berperan dalam produksi sperma, gairah seks, rambut pada wajah, massa otot, dan struktur tubuh. Sehingga, apabila kadar hormon ini tidak seimbang, maka akan berpotensi menciptakan masalah mental. Kadar produksi hormon testosteron mencapai puncaknya pada usia remaja dan akan perlahan menurun setelah usia 40 tahun.

Data dari riset tersebut menemukan bahwa pria yang mengalami depresi karena kadar hormon testosteron yang rendah juga mengalami obesitas, masalah erektil (jaringan pada alat vital), energi yang lemah, dan gangguan tidur. Kadar depresi partisipan berfluktuasi antara 62 hingga 65 persen berdasarkan usia dengan kelompok usia yang lebih tua mengalami depresi lebih parah.

Meskipun demikian, para peneliti mengaku perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang topik ini. Menurut mereka, korelasi antara depresi dengan rendahnya hormon testosteron kemungkinan dapat dibantu dengan terapi. (Sakina Rakhma Diah Setiawan)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini