Ia membuat pola monitoring diet dari 800 orang yang mewakili populasi di Israel dan juga 49.898 makanan.
Tiap responden mencatat setiap hal yang mereka makan di aplikasi ponsel dan memonitor gula darahnya secara rutin di alat monitor glukosa.
Pola tidur dan olahraga mereka juga dicatat.
Lalu data tersebut dianalisa di komputer untuk melihat apakah pengaruh makanan pada tubuh tiap individu.
"Sebagian besar rekomendasi untuk menurunkan berat badan didasarkan pada salah satu sistem penilaian, tapi yang sering dilupakan adalah bahwa tiap orang berbeda."
"Orang yang satu mempunyai efek yang berbeda dengan yang lainnya," kata Segal.
Ia menambahkan, diet yang personal (custom) sangat berguna untuk menggunakan nutrisi dari bahan pangan sebagai pengontrol gula darah dan kondisi medis lainnya.
Pada contoh kasus, seorang wanita obesitas setengah baya dengan kondisi pra-diabetes, gagal menjalani program penurunan berat badan selama bertahun-tahun.
Akhirnya ia mengetahui bahwa tomat adalah pemicu meningkatnya gula darah.
Secara umum, makan makanan yang berserat sangat membantu untuk mengurangi kadar gula darah secara keseluruhan.
Sementara kurang tidur, diet yang tidak tepat dan memiliki kolestrol tingggi bisa berdampak negatif pada gula darah.
Mengonsumsi makanan dengan indeks glikemik rendah juga tidak akan berguna karena tiap individu berbeda.
Alasan utama mengapa kita merespon makanan dengan berbeda-beda juga karena bakteri yang ada di dalam tubuh berbeda tiap orang. (Muthia Zulfa)