TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Apakah Anda dan keluarga senang makanan laut seperti kerang, udang, kepiting, cumi-cumi, dan lain-lainnya?
Tak ada salahnya untuk tetap berhati-hati dengan zat kimiawi yang mungkin saja terdapat dalam seafood yang dimakan. Salah satu zat yang paling berbahaya baik tubuh adalah merkuri.
Zat kimia ini merupakan hasil pembuangan dari berbagai aktivitas manusia, seperti pembakaran, pertanian, dan limbah dari pabrik-pabrik yang menggunakan merkuri.
Limbah rumah tangga maupun limbah dari pabrik, biasanya dibuang ke sungai dan berakhir pada laut.
Di dalam air, merkuri berubah menjadi zat yang disebut dengan metilmerkuri. Kemudian metilmerkuri berikatan dengan protein yang ada pada otot ikan.
Jika Anda mengonsumsi ikan atau seafood yang mengandung merkuri, maka merkuri akan terakumulasi di dalam tubuh, bahkan dapat mempengaruhi ASI pada ibu menyusui.
Selanjutnya, akumulasi tersebut juga dapat meracuni sistem saraf, menggangu tumbuh kembang janin pada ibu hamil yang mengonsumsi seafood terpapar merkuri.
Lantas apakah semua ikan laut mengandung merkuri? Sebenarnya, hampir semua ikan maupun sumber makanan laut lainnya telah terkontaminasi merkuri.
Untuk orang yang sehat, mengonsumsi ikan laut atau seafood yang terkontaminasi merkuri tidak akan menimbulkan masalah.
Contohnya saja di Amerika, diketahui orang yang sering mengonsumsi ikan laut memiliki kadar merkuri dalam darah yang dianggap aman, yaitu kurang dari 5,8 mcg per liter.
Namun, pada dasarnya seafood merupakan sumber makanan yang baik dan tinggi protein serta berbagai zat gizi lain seperti zat mineral, lemak tak jenuh, dan asam lemak omega-3.
Yang perlu diperhatikan adalah kelompok usia yang sangat rentan dengan dampak dari kontaminasi merkuri.
Food and Drug Administration (FDA) dan Environmental Protection Agency (EPA) menganjurkan untuk mengurangi konsumsi berbagai sumber makanan dari laut untuk beberapa kelompok yang rentan terhadap merkuri, seperti perempuan yang berencana untuk hamil, perempuan yang sedang hamil, ibu yang sedang menyusui dan bayi.
Lalu bagaimana cara aman jika seseorang hobi makan seafood?