TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masyarakat yang memasuki usia 50 tahun dianjurkan untuk melakukan endoskopi pada saluran cerna.
Terlebih bagi mereka yang mengalami muntah-muntah, BAB berdarah, riwayat keluarga yang pernah mengalami kanker kolon.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Gastroenterologi dan Hepatologi Siloam Hospitals TB Simatupang dr Epistel P Simatupang SpPD KGEH FINASIM FPCP mengatakan, endoskopi dapat mendeteksi adanya kelainan dan masalah di sekitar saluran pencernaan sehingga dapat segera tertangani dengan baik.
"Terpenting lagi dapat terhindar dari kanker kolon yang menjadi penyebab utama kematian di dunia," ujarnya di sela media gathering Siloam Hospitals TB Simatupang, Jakarta, Senin (20/12).
Endoskopi sendiri merupakan alat yang digunakan untuk memeriksa saluran cerna secara visual guna mendeteksi adanya berbagai kelainan dan penyakit lainnya.
Dr Epistel menambahkan berdasarkan diameter dan fungsinya, saluran cerna dibagi menjadi dua bagian besar.
Dari kerongkongan sampai usus 12 jari dinamakan saluran cerna bagian atas, sedangkan bagian akhir dari usus kecil hingga anus disebut sengan saluran cerna bagian bawah.
Dengan demikian, lanjutnya, pengamatan menggunakan endoskopi pun dibagi dua.
Apabila saluran cerna bagian atas dikenal dengan esofago gastro duodenoskopi (EGD) sementara saluran cerna bagian bawah disebut dengan kolonoskopi.
Epistel menjelaskan EGD merupakan pemeriksaan di dalam saluran kerongkongan, lambung hingga usus 12 jari.
Pemeriksaan ini untuk mendeteksi adanya kelainan di tiga organ tersebut.
"Namun, paling sering ditemukan adalah kelainan pada lambung, dan penyakit tersering ditemukan adalah kanker," paparnya.
Selain itu, kelainan yang sering ditemukan adalah erosi pada saluran cerna. Ini terjadi karena kebiasaan dari seseorang yang menelan obat tanpa meminum air putih.
Harus diingat, ada beberapa jenis obat yang tidak bisa ke lambung tanpa bantuan air putih.