News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Waspadai Infeksi Bakteri Vagina, Menurut Riset Jadi Pemicu Keguguran Janin

Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Saat mengalami infeksi bakteri vagina, seorang wanita akan mengeluarkan cairan putih atau abu-abu tipis yang berbau tidak menyenangkan dari vaginanya.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anda mungkin sudah tahu bahwa bakteri selalu ada dalam tubuh kita semua, tak peduli seberapa bersihnya kita hidup.

Kabar baiknya adalah, banyak dari bakteri ini adalah bakteri baik yang membantu menjaga kita tetap sehat.

Namun, kadang-kadang, ada juga bakteri berbahaya masuk dalam jumlah yang terlalu banyak sehingga menyebabkan infeksi. Salah satunya yang sangat umum terjadi pada wanita, tak terkecuali wanita hamil, adalah bacterial vaginosis atau infeksi bakteri vagina.

Dilansir dari Verywell.com, Bacterial vaginosis (BV) adalah suatu kondisi di mana keseimbangan normal bakteri di vagina terganggu, menyebabkan pertumbuhan berlebih spesies "jahat" mengalahkan spesies "baik".

Saat mengalami infeksi bakteri vagina, seorang wanita akan mengeluarkan cairan putih atau abu-abu tipis yang berbau tidak menyenangkan dari vaginanya.

Beberapa wanita yang terinfeksi juga mengalami gejala sepeti rasa panas terbakar saat buang air kecil atau gatal-gatal di vagina. Beberapa wanita lain yang terinfeksi, tidak merasakan gejala yang jelas.

Infeksi Bakteri Vagina VS Infeksi Jamur

Infeksi bakteri vagina tidak sama dengan infeksi jamur. Infeksi jamur dapat menyebabkan gatal-gatal juga, tetapi lebih cenderung menyebabkan keluarnya cairan vagina bertekstur tebal, berwarna putih.

Infeksi jamur disebabkan oleh jamur, bukan oleh bakteri, sehingga diobati dengan cara yang sama sekali berbeda.

Penting untuk diingat untuk wanita hamil: Infeksi jamur belum dikaitkan dengan peningkatan risiko keguguran, sedangkan infeksi bakteri vagina telah dicurigai sebagai salah satu faktor peningkat risiko keguguran.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) melaporkan bahwa infeksi bakteri vagina adalah infeksi vagina yang paling umum terjadi pada wanita usia 15 sampai 44.

Pengobatan Infeksi bakteri vagina

Biasanya, dokter menggunakan antibiotik untuk membunuh spesies bakteri "buruk" penyebab infeksi bakteri vagina.

Hasil penelitian berjudul Common complementary and alternative therapies for yeast vaginitis and bacterial vaginosis: a systematic Review yang dimuat dalam jurnal Obstetrics and Gynecology Survey menyebutkan, penerapan yoghurt ke vagina mungkin juga membantu pengobatan.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini