"Anak saya biasa mengonsumsinya dengan kopi atau soda. Bayangkan betapa bahayanya obat dicampur dengan minuman seperti itu, apa lambungnya tidak akan meledak?", terangnya.
Sang ibu juga mengatakan bahwa anak remajanya jadi lebih sering lupa dan menjadi lebih kurang teliti saat mengerjakan pekerjaan rumahnya.
"Kalau lagi bicara cepat tapi terbata-bata seolah lidahnya tertahan saat ngomong. Terus cepat lupa dan lebih sering marah-marah," tuturnya.
Sang ibu menegaskan bahwa pemerintah Indonesia harus lebih waspada akan penyebaran pil-pil ini di Tanah Air lantaran penjualannya sudah mulai bebas dan bahkan tersedia di apotek-apotek.
Karyawan apotek pun sering menerima resep dokter yang mencurigakan dengan tebusan salah satunya dumolid ini.
Seperti yang ditulis Dewa Kurniawati, petugas di salah satu apotek di Tangerang, ia mencermati resep dokter yang diajukan oleh seorang anak muda.
Akhirnya ia berbohong ketika mencurigai resep dokter yang "aneh". Ia selalu bilang obat yang diresepkan itu tidak ada.
Konsumen tersebut sempat marah dan akan masuk ke ruang obat apotek tersebut.
Buat orangtua,harap berhati-hati ya.
Reporter : Agus Surono