TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pada Jumat (1/9/2017) mendatang, masyarakat Indonesia akan memperingati hari Idul Adha.
Salah satu bagian dari hari Idul Adha yang tak boleh dilewatkan adalah menyantap daging kambing dan sapi bersama keluarga dan teman.
Sayangnya, tidak semua orang dapat menikmati daging kambing dengan nyaman.
Salah satu hal yang ditakutkan adalah naiknya tekanan darah akibat memakan daging kambing.
Apakah hal itu mitos atau merupakan fakta medis?
Dokter Spesialis Gizi Klinik, dr Johanes Chandrawinata, SpGK, mengatakan, datangnya penyakit darah tinggi saat mengonsumsi daging kambing hanyalah mitos.
Bahkan, kata dia, mengunyah satu kilogram daging kambing pun tak akan mendatangkan darah tinggi.
"Kambing cukup sehat asal dagingnya saja, bukan dibarengi dengan jeroan, babat, otak, dan usus,” kata Johanes seperti dikutip Tribunnews.com dari Kompas.com.
Johanes menuturkan, daging kambing memiliki keunggulan tersendiri dibandingkan dengan daging sapi karena kandungan lemak dan kolesterolnya yang lebih rendah.
Dalam takaran 100 gram, lemak daging kambing hanya 3,03 gram, sedangkan daging sapi 7,72 gram.
Kolesterol daging kambing juga sedikit lebih rendah, yakni 75 miligram, dan kolesterol sapi 80 miligram.
Selain itu, untuk zat besi, daging kambing juga lebih banyak dengan 3,73 gram, sedangkan daging sapi hanya 2,24 miligram.
Kemudian, seng (zinc) pada daging kambing sebesar 5,27 miligram dan sapi 4,61 miligram.
Akan tetapi, cara masak yang tepat juga perlu diketahui agar mendapatkan manfaat nutrisi sepenuhnya.