Ternyata gangguan itu makin lama makin parah, sehingga dia mencoba datang ke salah seorang dokter spesialis mata di Surabaya yang menyarankan agar dilakukan MRI.
Dari hasil MRI itulah akhirnya diketahui bahwa di pangkal saraf mata yang ada di pangkal tengkorak tumbuh tumor cukup besar.
Dokter mengatakan bahwa untuk menghilangkan tumor tersebut harus dilakukan operasi.
Setelah melakukan pencarian, ia mendapat informasi ada dokter yang biasa menangani operasi di bagian kepala. Dia adalah dr. Agus C Anab, SpBS, satu tim dengan dr. M. Sofyanto, SpBS yang tergabung di Comprehensive Brain and Spine Centre (CBSC) Surabaya yang berpraktik di National Hospital Surabaya.
Tanpa buang waktu dia menemui dr. Aca, panggilan dr. Agus C Anab. Dari pertemuan tersebut ia mendapat penjelasan bahwa ia masih beruntung segera datang berkonsultasi, karena kalau terlambat sedikit maka tidak hanya sebelah kiri mata sebelah kanan juga akan menjadi korban.
Baca: Ini Reaksi Para Siswi SMA di Surabaya Saat Tahu Payudara Dihisap Pacarnya Berpotensi Sebabkan Kanker
Karena berdasarkan hasil MRI, sel tumor sudah mulai menjalar ke pangkal saraf mata sebelah kanan.
“Kendati demikian setelah bertemu dengan dr. Aca, saya jadi tenang karena gumpalan tumor tersebut akan bisa diangkat dengan baik,” jelas Amelia.
Yang membuat dirinya semakin tenang adalah teknik operasi pengangkatan tersebut tidak konvensional dengan membuka batok kepala, tetapi menggunakan teknik keyhole surgery melalui eyebrow atau alis mata.
Perempuan ini menjalani operasi pengangkatan tumor September 2016 lalu. Operasi itu berhasil dan sukses, kini dia sudah mulai bisa menjalani kehidupan sehari-sehari bebas dari penderitaan yang dialami cukup lama.
Ia juga bersyukur operasi yang berjalan selama enam jam, terlaksana dengan baik dengan hasil maksimal.
“Bahkan alis mata saya kembali sempurna nyaris seperti tidak ada sayatan,” katanya sambil tersenyum bahagia.
Para mantan pasien dari CBSC Indonesia bahkan membentuk komunitas yang mempermudah para mantan pasien untuk bersilaturahmi dan membagikan pengalaman mereka kepada para penderita lainnya.
“Melalui komunitas ini, mereka juga dapat memperoleh informasi yang benar serta segera mendapatkan penanganan yang tepat guna untuk kesehatan dan kualitas hidup yang lebih baik," kata DR. Lilih Dwi Priyanto, M.MT, Mantan pasien yang kini menjadi Ketua Brain and Spine Community.