Setelah memasuki kamar dan melihat kondisi Echa yang sedang tidur, Rafiie pun mengeluarkan alat kesehatannya.
Ia memeriksa detak jantung, pernapasan, dan tekanan darah permpuan yang sempat tertidur selama tiga belas hari tersebut.
"Kami memeriksa kesehatan Echa secara fisik melakukan pengecekan pada tanda-tanda vital Echa. Hasilnya normal, tekanan darah 100 per 70 , detak jantungnya normal, 82 permenit dan pernapasannya 18 permenit. Kemungkinan ini bukan fisik," terang Rafiie.
Ia mengatakan saat ini kondisi Echa layaknya orang tidur pada umumnya.
Dikunjungi Guru
Bersamaan itu, di ruang kamar Echa, ia juga dijenguk oleh tiga guru sekolahnya di SMPN 15 Banjarmasin, yaitu Kepala SMPN 15 Banjarmasin, Mirna Hartati Lani dan dua orang guru Bimbingan dan Penyuluhan (BP) SMPN 15 Banjarmasin.
Melihat kondisi Echa, Mirna pun ikut prihatin. Ia mengatakan namanya sakit memang tidak bisa menolak. Sebagai seorang kepala sekolah, ia mengatakan pihaknya selalu mendoakan agar Echa sembuh, sehat dan bisa kembali bersekolah.
"Kadang kami merindukannya juga, soalnya anaknya kalo di sekolah aktif dan dekat pada guru," ucap Mirna.
Sementara itu terkait sekolah Echa kedepannya, ia pun mengatakan akan mengkonsultasikan ke Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin, utamanya untuk kenaikan kelas siswi berusia 13 tahun tersebut.
Ia juga berharap semoga Echa bisa mengikuti ujian sekolah pada Desember nanti. Ketika Echa sembuh nanti, ia pun berucap, Echa tetap akan sekolah di SMPN 15 Banjarmasin itu.