TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Data menyebutkan, ada satu diantara 700 anak di dunia terlahir dengan celah bibir dan langit-langit. Penderita celah bibir dan langit-langit akan mengalami kesulitan makan, bicara dan bernafas.
Beberapa anak yang menderita celah bibir dan langit-langit tidak dapat bertahan melewati ulang tahun pertamanya. Celah bibir dan langit-langit bukan semata-mata menjadi masalah kesehatan tetapi juga merupakan masalah psikososial.
Seorang anak penderita celah bibir dan langit-langit sangat rentan atau terekspos pada dampak psychososial seperti kehilangan percaya diri, kesulitan bersosialisasi, pengucilan bahkan kesulitan mendapatkan sekolah dan pekerjaan.
Anak-anak yang mendapatkan penanganan di usia dini dapat terhidar dari dampak negatif dan dapat hidup secara normal dan bahagia. Mereka bisa mendapatkan kualitas hidup yang baik.
Baca: Urai Macet Parah Pasca Insiden Rambu VMS di Km 15, Jasa Marga Berlakukan Contraflow
Munculnya kondisi tidak normal pada celah bibir dan langit-langit disebabkan oleh multifaktor dan termasuk juga predisposisi genetik serta isu-isu lingkungan, seperti pengaruh penggunaan obat-obatan, alkohol, kebiasaan merokok, gangguan kehamilan, infeksi, dan kekurangan vitamin B Asam Folat.
Wanita yang berusia remaja atau di atas 35 tahun dan terkena teratogen, yang termasuk obat-obatan, kimia, penyakit menular dan faktor lingkungan memiliki resiko mendapatkan bayi dengan celah bibir dan langit-langit.
Hino Indonesia kembali bekerjasama dengan Smile Train Foundation menggelar operasi gratis bagi penderita bibir sumbing dan celah langit-langit untuk 90 orang di wilayah Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat dan Bali.
Hino Indonesia pernah melaksanakan program serupa untuk 60 orang di Kabupate Tangerang dan Purwakarta tahun 2015 silam.
Smile Train Foundation adalah badan amal anak internasional yang memiliki pendekatan berkelanjutan untuk masalah tunggal yang dapat dipecahkan: bibir sumbing dan celah langit-langit.
Acara serah terima secara simbolis dilaksanakan di Rumah Sakit Siloam Labuan Bajo, Sabtu (4/11/2017) dihadiri Hiroo Kayanoki, Presiden Direktur PT Hino Motors Sales Indonesia (HMSI); Dr. Ashish Sabharwal, Vice President and Regional Director of South East Asia, Smile Train Indonesia; Dr. Rovels Agber Maywell Iroth, Direktur Rumah Sakit Siloam Labuan Bajo dan pasien beserta keluarga.
“Kegiatan sosial Hino Indonesia ini adalah lintas keyakinan, suku, ras atau golongan, murni untuk tindakan kemanusiaan kepada sesama. Merupakan bagian dari komitmen perusahaan kami untuk selalu memberikan kembali kepada masyarakat. Fokus kami pada kesehatan didasarkan pada keyakinan bahwa masyarakat yang sehat dan bahagia dapat menciptakan bangsa yang cerdas dan percaya diri,” ungkap ujar Hiroo Kayanoki, Presiden Direktur PT HMSI.
Kayanoki menambahkan, pihaknya ke depan akan tetap berperan aktif dalam melaksanakan berbagai kegiatan CSR dan akan terus melaksanakan berbagai macam kegiatan lainnya sebagai bentuk kepeduliannya terhadap lingkungan hidup dan masyarakat.
"Kegiatan CSR Hino Indonesia berfokus kepada perlindungan lingkungan, kesehatan, pendidikan dan pemberdayaan masyarakat," sebutnya.