TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dunia tengah dihebohkan dengan kontaminasi bakteri Listeria monocytogenes pada rock melon (cantalupe).
Karena bakteri ini pula melon yang di Indonesia kerap dikenal dengan melon kuning ini telah mengakibatkan empat orang meninggal di Australia.
Sebenarnya, apakah bakteri Listeria itu?
Mengutip tulisan dr. H. M. Subuh, MPPM, di situs depkes.go.id, diketahui Bakteri Listeria monocytogenes (L. monocytogenes) diklasifikasikan sebagai bakteri gram-positif, dan bergerak menggunakan flagella. P
enelitian menunjukkan bahwa 1-10% manusia mungkin memiliki L. monocytogenes di dalam ususnya. Bakteri ini juga telah ditemukan pada setidaknya 37 spesies mamalia, baik hewan piaraan maupun hewan liar, serta pada setidaknya 17 spesies burung, dan mungkin pada beberapa spesies ikan dan kerang.
Bakteri ini terdistribusi luas dilingkungan, dapat ditemukan di tanah, pakan ternak yang dibuat dari daun-daunan hijau yang diawetkan dengan fermentasi (silage), dan sumber-sumber alami lainnya seperti feses ternak, terang dr. Subuh.
Sebagai bakteri yang tidak membentuk spora, L. monocytogenes sangat kuat dan tahan terhadap panas, asam, dan garam. Bakteri ini juga tahan pembekuan dan dapat tetap tumbuh pada suhu 4oC, khususnya pada makanan yang disimpan di lemari pendingin.
Baca: Ssst, Putri Marino Bongkar Keunikan Suaminya, Ternyata Chicco Jerikho Takut Pada Benda Ini
Bakteri L. monocytogenes juga membentuk biofilm, yakni terbentuknya lapisan lendir pada permukaan makanan.
Jika Masuk ke Tubuh Bayi, Lansia Serta Orang dengan Sistem Kekebalan Lemah, Akibatnya Fatal
Listeria monocytogenes adalah suatu bakteri yang dapat menyebabkan infeksi serius dan fatal pada bayi, anak-anak, orang sakit dan lanjut usia, serta orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Orang sehat juga dapat terinfeksi bakteri Listeria, dengan gejala jangka pendek yang muncul seperti demam tinggi, sakit kepala parah, pegal, mual, sakit perut dan diare.
Listeriosis merupakan nama penyakit yang disebabkan oleh bakteri L. monocytogenes.
Infeksi Listeria dapat menyebabkan keguguran pada perempuan hamil, ujar dr. Subuh.