Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ria Anatasia
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebagian ibu menyusui beranggapan susu formula lebih baik daripada air susu ibu (ASI).
Padahal jika dilihat dari kandungan gizinya, ASI mengandung zat gizi yang jauh lebih baik dan tergantikan oleh susu formula.
"ASI punya zat hidup yang tak tergantikan oleh makanan apapun, termasuk susu formula. Kita melenceng seolah-olah susu formula lebih baik," kata Hesti Kristina P. Tobing, Wakil Ketua Ikatan konselor Menyusui Indonesia (IKMI) dalam seminar kesehatan nasional di kantor BKKBN, Jakarta Timur, Rabu (1/8/2018).
Hesti menambahkan, kandungan gizi seperti AH dan DHA, antibodi dan growth factor tak ada di jenis susu lain seperti susu sapi, melainkan hanya ada di ASI.
Kandungan gizi dan vitamin yang tercantum di kemasan susu formula, menurut Hesti, berasal dari vitamin sintetik yang ditambahkan.
"Susu formula 1 kg berasal dari 8 liter susu segar. Proses pembuatannya berulang-ulang, pengeringan pemanasan jadi ketika dijadikan bubuk nutrient zat gizinya 0," tuturnya.
Selain itu, susu formula dianggap tinggi risiko terkontaminasi kuman dan bakteri.
"Ada kasus sufor terkontaminasi asenik, itu sebabkan berbagai penyakit hingga kematian," jelasnya.
Ada empat standar emas pemberian nutrisi pada anak, yaitu Inisiasi Menyusui Dini (IMD) sejak lahir, pemberian ASI Eksklusif usia 0-6 bulan, pemberian makanan pendamping air susu ibu (MPASI) buatan rumah mulai dari usia 6-12 bulan, dan pemberian ASI dilanjutkan terus sampai usia 2 tahun atau lebih. Keempat pilar ini merupakan rekomendasi dunia, baik itu WHO atau UNICEF.
Baca: Pemuda di India Rudapaksa Kambing Bunting Hingga Tewas
Hesti mengingatkan pentingnya ibu memberi ASI eksklusif (usia 0-6 bulan) karena ASI sudah 100 persen memenuhi kebutuhan bayi. Memasuki usia 6 bulan sampai 1 tahun, ASI masih tetap diperlukan karena memenuhi 60-70 persen kebutuhan bayi. Sedangkan pada usia 1-2 tahun ASI masih memenuhi 30 persen kebutuhan bayi.
"Percayalah, ibu pasti sanggup menyusui anak demi generasi anak GENIUS (gesit, empati, berani, unggul dan sehat)," pungkasnya.