Bisa jadi saat masih di kandungan dulu, sang ibu mengonsumsi makanan tertentu hingga menyebabkan pembentukan dan pertumbuhan organ tubuh janin kurang sempurna, termasuk testis.
Sialnya, kelainan ini baru diketahui pada saat yang bersangkutan sudah dewasa.
Kualitas sperma yang menurun seiring bertambahnya usia, tentu saja dipengaruhi oleh sel-sel tubuh lain yang telah ngedrop.
“Sel dalam organ tubuh manusia itu juga ada umurnya dan bisa menua. Maka hanya bisa diperlambat, tidak bisa dihentikan proses menuju tua itu lantaran ini hal yang alamiah,” kata Ferry.
Menurunnya kualitas sperma akibat penuaan organ-organ tubuh, bukan berarti “kiamat”.
Kualitas bisa ditingkatkan lagi, misalnya dengan mengonsumsi obat-obatan tertentu atas rekomendasi dokter.
Hanya saja perlu dipastikan dulu apakah testis tidak bermasalah. Kalau pabriknya sudah telanjur rusak, bakal sulit atau bahkan tidak dapat lagi diobati.
Diganti regenerasi
Kualitas sperma bisa diketahui lewat pemeriksaan di laboratorium.
Di sana, sperma yang berukuran sangat kecil yakni 0,005 mm – lebih kecil dari sel telur – diintip dengan mikroskop. Jumlahnya minimal harus 20 juta per mililiter.
Anda yang beruntung diberi sperma berkualitas baik, juga tidak boleh jemawa. Sebab, kalau tidak bisa menjaga kesehatan tubuh, kualitas sperma bisa anjlok dan menjadi mandul.
Karena itu usahakan untuk selalu cukup beristirahat, hindari stres, olahraga teratur, tidak merokok dan tidak mengonsumsi alkohol.
Sperma yang rusak memang akan diganti seiring terjadinya regenerasi. Hanya saja syaratnya testis tidak bermasalah.
Bagi pasangan suami-istri yang kebetulan tengah mengalami kendala sulit mempunyai keturunan, sebaiknya segera melakukan pemeriksaan (pre-marital conseling).
Di sana, kesuburan pihak pria dan perempuan akan diteliti. Juga akan diajarkan teknik-teknik yang bagus dan hal-hal apa yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan kehidupan seksual yang baik dan sehat.