TRIBUNNEWS.COM - Informasi yang menyebar begitu cepat dan berubah-ubah menjadi sebab berita hoax mudah berkembang. Tak cuma di dunia politik, tetapi juga pada bidang kesehatan.
Menjamurnya berita bohong yang tidak jelas kebenarannya menjadi salah satu perkara yang harus kita lawan. Salah satu produk kesehatan yang rentan terhadap hoax adalah minuman energi. Dikatakan bahwa bahaya Aspartam (pemanis buatan) pada produk minuman energi dapat menyebabkan pengerasan otak dan kanker.
Untuk mengetahui tanggapan dari pelaku gaya hidup sehat, tim Tribunnews.com mewawancarai Ade Rai, binaragawan Indonesia yang juga aktif memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pola hidup sehat.
“Saya minum juga kok dan menikmatinya. Tidak masalah asal sesuai dengan aturan pakai,” ungkapnya.
Ade Rai menjelaskan, bahwa suplemen merupakan tambahan makanan yang bertujuan untuk memberikan kenyamanan tubuh. Tubuh yang mengonsumsi minuman energi tentu bisa memproduksi stamina lebih banyak.
“Nah, produk minuman energi sendiri pastinya diawasi oleh BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan). Segala kandungan atau asupan yang dijual umum di pasaran tentunya melewati BPOM. Selama produk yang kamu beli sudah lulus sertifikasi BPOM dan perusahaannya kredibel, ya tidak perlu khawatir,” tambah Ade.
Lanjut Ade, penggunaan Aspartam pada minuman energi sebenarnya untuk mengganti gula biasa, yang memiliki 40 kalori lebih banyak. Sedangkan Aspartam sendiri rendah kalori bahkan hampir tidak ada, dan sering digunakan dalam produk yang dikhususkan bagi mereka yang mengalami diabetes.
“Jadi soal kanker, menurut saya tentu “pembunuh” pertama yang paling berpotensi besar mengakibatkan sakit kanker adalah rokok. Percuma kalau kita tidak mengonsumsi minuman energi tapi rokok masih berjalan,” katanya.
Ade berharap masyarakat harus cerdas ketika memilah berita dan tidak menjadi bagian penyebar berita bohong.
Penulis: Dana Delani