"Rapat koordinasi dengan kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) dan rumah sakit kabupaten dan kota, serta membuka posko DBD di Dinkes, rumah sakit dan puskesmas untuk memantau perkembangan DBD," ungkapnya, dikutip dari Kompas.com, Kamis (31/1/2019).
Dia juga mengatakan bahwa pihaknya telah menyiapkan sistem rujukan emergensi dan bantuan obat-obatan serta bahan medis untuk rumah sakit yang memerlukan.
Dinkes Sulut juga telah memberikan edukasi tentang gerakan masyarakat memberantas DBD melalui kegiatan 3M, menguras, menutup dan mengubur.
"Edukasi 3M ke masyarakat ini juga dilakukan melalui TV, radio dan surat-surat kabar, pembagian poster ke fasilitas kesehatan dan sekolah-sekolah serta masyarakat. Melakukan fogging di area yang memiliki kasus DBD. Menyurat ke akademi-akademi kesehatan untuk meminta bantuan penyuluhan ke masyarakat soal 3M ke wilayah-wilayah risiko," tutur Steven.
"Koordinasi dengan semua pihak terkait kesehatan termasuk organisasi profesi, akademisi dan Kemenkes, serta membuat grup WhatsApp pemantauan data, konsultan ahli dan posko," tandasnya dikutip dari Kompas.com. (*)
(Tribunnews.com/Lita Andari Susanti)