TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perempuan yang punya saudara kembar laki-laki tidak identik lebih cenderung putus dari sekolah yang lebih tinggi tingkatannya.
Hal itu dialami mereka dibandingkan dengan perempuan yang punya saudara kembar perempuan.
Hasil-hasil ini mungkin terkait dengan tingkat testosteron kembaran laki-laki mereka yang lebih tinggi saat dalam kandungan.
Dilansir dari New Scientist, Senin (18/3), penelitian pada hewan menunjukkan bahwa testosteron dapat ditransfer antara janin dalam rahimdan menghasilkan perubahan perkembangan.
Janin laki-laki sudah terpapar estrogen dari ibu mereka. Tetapi janin perempuan akan terpapar kadar testosteron yang tinggi hanya jika mereka berbagi rahim dengan janin laki-laki.
Krzysztof Karbownik di Emory University di Atlanta, Georgia, dan rekan-rekannya menganalisis data kelahiran di Norwegia antara 1967 dan 1978.
Yakni mencakup 13.800 kembar dari total sekitar 729.000 anak yang lahir.
Mereka juga memasukkan data jangka panjang tentang pendidikan dan penghasilan si kembar.
Hasilnya adalah bahwa mereka, perempuan dengan saudara kembar laki-laki, memiliki skor lebih rendah dibanding perempuan yang punya saudara kembar sesama perempuan.
Mereka bahkan juga cenderung untuk memiliki lebih sedikit anak.
Mereka memiliki kemungkinan 15,2 persen lebih tinggi untuk putus sekolah, 3,9 persen untuk tidak lulus universitas, dan rata-rata 5,8 persen lebih sedikit memiliki anak.
Data itu semua dibandingkan dengan mereka para perempuan yang punya saudara perempuan.
Namun perbandingan hasil ini tidak berdampak bagi laki-laki.
Laki-laki dengan saudara kembar perempuan tetap memiliki hasil jangka panjang yang sama dengan para laki-laki yang punya saudara kembar laki-laki