Hasil ini konsisten dengan studi sebelumnya dari catatan sejarah di Finlandia yang menemukan pengurangan serupa dalam tingkat kesuburan di antara perempuan dengan saudara kembar laki-laki.
“Mereka mampu menyesuaikan banyak faktor pembaur penting lainnya yang kami tidak punya akses untuk menggunakan catatan sejarah, seperti berat lahir dan perbedaan ukuran saat lahir,” kata Virpi Lummaa di Universitas Turku di Finlandia, penulis penelitian itu.
Sangat menarik bahwa hasil terbaru ini sejalan dengan data di Finlandia, katanya, yang merentang kembali 200 tahun ketika masyarakat dan kondisi kehidupan secara drastis berbeda.
Baca: Selama 4 Tahun, Gadis Ini Diperkosa Ayah Kandungnya di Samping Kamar Ibu hingga Lahirkan Bayi Kembar
"Ini benar-benar meningkatkan kepercayaan diri saya bahwa apa yang kita lihat dalam kehidupan sekarang semacam efek prenatal," katanya.
Studi sebelumnya telah menunjukkan korelasi antara testosteron prenatal dan peningkatan tingkat agresi dan persaingan pada anak perempuan dengan kembaran laki-laki.
Itu berarti hasilnya bisa disebabkan oleh pertumbuhan bersama saudara kembar, daripada berbagi rahim.
"Faktor perancu utama adalah mereka tidak hanya berbagi rahim dengan janin laki-laki tetapi dibesarkan dengan kembaran laki-laki," kata Karbownik.