TRIBUNNEWS.COM - Nur Asia Uno, istri dari istri Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno berbagi pengalamannya menjadi seorang ibu menyusui.
Ternyata, perempuan yang biasa disapa Mpok Nur ini tak semulus ibu menyusui lainnya saat memberikan Air Susu Ibu (ASI) pada putra bungsunya Sulaiman Saladdin Uno.
Sandiaga mengisahkan bagaimana sang istri harus menelan pil pahit tak bisa memberikan ASI saat usia Sulaiman di usia 6 bulan.
"Mpok @nurasiauno, istri saya tercinta. Beliau melahirkan anak terakhir kami si bungsu Sulaiman di usia 42 tahun. Kami memberikan ASI, namun mendadak di bulan ke enam berhenti, tidak keluar lagi," jelas Sandiaga Uno di postingan instagramnya.
Nur Asia Uno pun membagikan kisah yang sama tentang pengalamannya menjadi ibu menyusui.
"Sebagai seorang ibu yang melahirkan di umur yang sudah tidak muda lagi, saya turut merasakan kesulitan memberi ASI kepada Sulaiman," tulis Mpok Nur.
Sandiaga menduga terhentinya produksi ASI ini karena mengingat usia Nur Asia Uno yang tak lagi muda.
"Mungkin karena faktor usia, ataupun faktor yang lainnya," tulis Sandiaga Uno lagi.
Benarkah usia ibu memengaruhi produksi ASI?
Dilansir United States Centers for Disease Control and Prevention, wanita kelompok usia 30 tahun ke atas, termasuk usia 40-an adalah kelompok yang paling besar menyusui dibandingkan kelompok umur lainnya.
Ibu di usia ini umumnya sudah lebih siap untuk menyusui. Mereka telah dibekali pengetahuan yang cukup akan manfaat menyusui dalam hal imunitas, mencegah SID, dan meningkatkan IQ anak.
Di balik kelemahan itu, menyusui anak pada wanita di usia lebih dari 40 memiliki kelemahan dan risiko
Situs livestrong.com menjelaskan jika semua ibu yang melahirkan di usia akhir 30-an, ibu dan bayi akn terkena resiko lebih besar selama hamil hingga menyusui.
Hal-hal tidak normal yang terjadi saat kehamilan juga berdampak saat menyusui.
Masalah yang umumnya terjadi adalah bayi yang susah mencari posisi pelekatan pada puting dengan sempurna dan susahnya air susu untuk keluar karena semakin menuanya usia ibu.
Namun, masalah tersebut dapat diatasi dengan berkonsultasi pada dokter dan konsultan laktasi.