TRIBUNNEWS.COM - Ternyata bahaya menatap layar smartphone di malam hari tidaklah seberbahaya yang kita duga sebelumnya.
Setidaknya bagi kesehatan mental remaja.
Studi terbaru yang dipublikasikan di jurnal Psychological Sciences baru-baru ini mempelajari mengenai dampak penggunaan smartphone saat malam.
Hal tersebut dikaitkan dengan kesehatan mental remaja menemukan, tingkat korelasi antar keduanya rendah.
Dengan menggunakan data dari sekitar 17.000 remaja yang tersebar di Irlandia, Inggris, dan Amerika Serikat kurun 2011 hingga 2016.
Baca: Anak Muda Juga Rentan Terpapar Penyakit Jantung, Ini Penyebabnya
Studi ini menggunakan teknik self-report dan time-diary. Remaja diminta untuk mencatat kegiatannya selama seharian penuh secara spesifik.
Melalui pantauan data ini, peneliti dapat membuat gambaran komprehensif mengenai kondisi kesehatan mental remaja.
Antara lain menentukan tingkat fungsi psikososial, gejala depresi, kepercayaan diri, dan mood, berdasarkan data yang diambil dari remaja serta keluarganya.
Berdasarkan hasil analisis data tersebut, ditemukan bahwa screen time (durasi yang dihabiskan untuk menatap layar smartphone) tidak memiliki pengaruh besar pada kesehatan mental, baik saat hari kerja maupun weekend.
Perbedaan durasi penggunaan layar digital selama dua jam, satu jam, maupun tiga puluh menit tidak memiiki hubungan jelas dengan kesehatan remaja, meski seringkali dianggap berbahaya oleh media dan pembuat kebijakan.
“Saat ini teknologi sudah tertanam dalam kehidupan sosial dan profesional kita, sehingga riset mengenai penggunaan layar digital serta dampaknya terhadap kesehatan remaja membutuhkan pengawasan yang sangat ketat."
Baca: 5 Cara Menghemat Kuota Data Internet pada Smartphone, Dijamin Pulsa tak akan Tekor
Demikian Amy Orben, peneliti dari Oxford Internet Institute, University of Oxford, yang terlibat dalam penelitian ini, seperti yang dilansir dari Science Daily, Jumat (5/4/2019).
Namun, tidak semua peneliti sepakat dengan kesimpulan ini. Salah satunya adalah Dr. Bernadka Dubicka, peneliti dari Royal College of Psychiatrists.
“Studi tersebut melihat pengaruh berapa lama anak-anak menghabiskan waktunya di depan layar, namun tidak memandang konten berbahaya yang mereka mungkin lihat.