Sebenarnya, IUI lebih berhasil daripada ICI karena sperma dipersiapkan karena sperma dipersiapkan dengan hati-hati sehingga hanya sperma motil aktif yang baik yang ditempatkan di dalam rahim.
Memilih waktu yang tepat untuk melakukan ini juga harus diperhatikan.
Biasanya penerima harus memantau siklus menggunakan alat prediksi ovulasi.
Baca: Kabar Terbaru Salmafina Sunan, Ingin Punya Anak Donor Sperma hingga Grammar Bahasa Inggris Dikritik
Alat ini bekerja dengan cara mengukur hormon dalam urin dan akan menunjukkan kapan ovulasi kemungkinan terjadi, ovulasi biasanya terjadi dalam 24 hingga 36 jam ke depan.
Keputusan mengenai waktu inseminasi akan diambil berdasarkan ukuran folikel yang mengandung telur dan saat urine menunjukkan perubahan warna.
2. Superovulasi & Inseminasi intrauterin - (SO & IUI)
Jika kehamilan masih gagal dalam tiga siklus pengobatan pertama, maka cara lainnya adalah menggunakan kombinasi stimulasi hormon inseminasi ovarium dan inseminasi intra-uterus.
Baca: Mau Urus Formulir A5 untuk Pindah TPS Hanya Sampai Besok, Buruan! Langsung Jadi Lo
Penggunaan obat kesuburan ini mendorong banyak telur untuk berkembang secara bersamaan, sehingga bisa meningkatkan peluang hamil.
Ketika banyak telur dilepaskan, risiko kehamilan bayi kembar juga meningkat.
Agar tidak terjadi kehamilan kembar tingkat tinggi (misalnya lebih dari sepasang) atau dari stimulasi ovarium yang berlebihan, cara menguranginya adalah dengan membatasi jumlah folikel dewasa.
Melalui vaginal scanning, pihak medis akan memonitor laju pertumbuhan folikel, jumlah folikel, dan perkembangan lapisan rahim dan akan menyarankan waktu optimal untuk inseminasi intrauterin (IUI).
3. ICSI/IVF (In-vitro fertilization) atau bayi tabung
Sama seperti proses bayi tabung pada umumnya, proses fertilisasi ini terjadi di luar tubuh atau in-vitro.
Setelah sel telur dan sperma dipanen atau diperoleh, mereka disatukan di lingkungan laboratorium untuk memungkinkan sperma membuahi sel telur.