Kondisi Terbaru
Sementara itu, dikutip dari Kompas.com, tujuh orang meninggal karena wabah tersebut.
Plt Kadis Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Bachtiar Baso saat dikonfirmasi Kompas.com menjelaskan, pihaknya telah menurunkan tim untuk mengidentifikasi penyakit tersebut.
Umumnya warga yang sakit mengeluh demam dan sakit perut.
Diagnosis awal, gejala yang dialami warga mirip penyakit tifus. Bachtiar menerangkan warga mulai sakit pada 27 Maret 2019 lalu.
Saat itu ada 27 warga Desa Tuju, Kecamatan Bangkala Barat, Jeneponto tiba-tiba demam disertai mual, muntah, dan sakit kepala.
"Hasil diagnosis awal, warga itu demam, sakit perut, dan nyeri sendi juga," kata Bachtiar, Selasa (7/5/2019).
Jumlah warga yang terserang penyakit tersebut bertambah pada 19 April 2019.
Dinkes Sulsel menerima laporan sebanyak 53 warga di Dusun Garonggong, Desa Tuju mendadak demam sehingga 27 diantaranya dilarikan ke Puskesmas Buludoang dan yang lain dirujuk ke Rumah Sakit Takalar.
Pada 24 April 2019, kasus demam juga terjadi pada 25 orang di Desa Buludoang.
"Tim Gerak Cepat sudah konfirmasi dan bertemu Kepala Desa Tuju. Karena pasien ini dekat dengan RS di Takalar sehingga langsung dirujuk ke Takalar. Ada yang meninggal tiga orang, di rumah sakit didiagnosa ini ada gejala typhoid atau tifus," terangnya.
Sementara warga yang dirujuk ke Takalar ada yang telah sembuh dan sudah diperbolehkan pulang.
Puluhan warga tersebut ditangani dengan penyembuhan tifus, walaupun hasil pemeriksaan pihak rumah sakit warga negatif terjangkit tifus.
"Yang meninggal tiga orang itu diagnosa tifus. Tapi saat kita periksa, negatif semua termasuk yang diagnosa tifus. KIta masih menunggu hasil laboratorium kemenkes" ungkapnya.
Bachtiar menjelaskan, hanya selang empat hari ada tujuh warga dilaporkan meninggal dunia karena penyakit yang sama yaitu dua warga meninggal dunia pada 25 April 2019, dua orang meninggal pada 27 April 2019, dan tiga orang meninggal pada 28 April 2019.