News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Mudik Lebaran 2019

Mengapa Sebaiknya Jangan Buka Kaca Mobil Saat Macet Mudik? Simak Alasan dan Dampaknya Pada Kesehatan

Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kendaraan bermotor yang akan menuju kawasan Bandung Timur terjebak kemacetan di Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (30/4/2019). Kemacetan terjadi akibat banjir yang menggenangi Jalan Soekarno-Hatta di kawasan Gedebage yang tidak bisa dilewati kendaraan bermotor. Tribun Jabar/Gani Kurniawan

TRIBUNNEWS.COM- Anda sudah bersiap-siap untuk mudik ke kampung halaman tercinta?

Baik mudik menggunakan transportasi umum maupun kendaraan pribadi, tentu hal itu menimbulkan kepadatan lalu lintas.

PT Jasa Marga (Persero) Tbk memprediksi puncak arus mudik akan terjadi pada Jumat (31/5/2019) ini dengan volume kendaraan yang meninggalkan Jakarta melalui Gerbang Tol Cikampek Utama meningkat 181 persen dibanding lalu lintas normal.

Jika Anda dan keluarga termasuk yang akan mudik pada tanggal tersebut, maka ada satu hal yang patut diingat: Jangan pernah membuka jendela saat terjebak kemacetan atau berhenti di lampu lalu lintas.

Memang, ketika terjebak macet selama berjam-jam yang melelahkan, timbul keinginan untuk membuka jendela atau bahkan pintu dan merenggangkan kaki.

Baca: Cerita Pemudik Asal Jambi Tujuan Semarang: Terjebak Tiga Jam di Tol Jakarta-Cikampek

Namun, studi menunjukkan bahwa mobil-mobil dengan jendela terbuka yang menunggu di kemacetan atau lampu merah mengandung 40 persen lebih banyak partikel polusi udara dibanding mobil yang bergerak lancar.

Bahkan, studi yang dipimpin oleh Dr Prashant Kumar dari University of Surrey, Inggris, ini menemukan bahwa konsentrasi partikel pada perempatan bisa mencapai 29 kali lipat dibanding jalanan yang lancar.

Dikombinasikan dengan pergerakan mobil yang lambat, 25 persen paparan partikel berbahaya ketika berkendara pun terjadi saat pengemudi berhenti di perempatan atau terjebak kemacetan.

Hadi, pemudik asal Jambi tujuan Semarang saat melintas di GT Cikampek Utama, Jawa Barat, Kamis (30/5/2019). (TRIBUNNEWS/FAHDI)

Solusinya

Untungnya, Dr Kumar dan kolega telah menemukan solusinya.

Para peneliti mengukur tingkat polusi partikel (particulate matter) dalam mobil yang bergerak sejauh enam kilometer dan melalui 10 lampu lalu lintas.

Pengukuran ini dilakukan ketika mobil berhenti di pertigaan atau perempatan.

Setelah itu, hasilnya dibandingkan dengan tingkat polusi yang dialami oleh pejalan kaki ketika melalui lampu lalu lintas yang sama.

Pengukuran tingkat polusi partikel ini dilakukan lima kali dengan lima pengaturan ventilasi yang berbeda.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini