Baca dan teliti label kemasan. Apakah ada kontraindikasi dan larangan?
Seperti apa cara pakai yang benar, dan adakah batasan dosis per harinya?
Apa saja bahan aktif yang mungkin terkandung di dalamnya? Apakah Anda memiliki alergi terhadap salah satu dari komposisi yang tertera?
Apakah dokter atau kondisi kesehatan yang Anda miliki saat ini melarang Anda untuk mengonsumsi salah satu bahan yang ada?
Apa ada pantangan makanan, minuman, obat-obatan, dan aktivitas yang harus dihindari sewaktu minum obat herbal tersebut?
Produsen suplemen herbal bertanggung jawab untuk memastikan bahwa klaim yang mereka buat tentang produk mereka tidak salah atau menyesatkan dan didukung oleh bukti yang memadai.
Namun, mereka tidak diwajibkan menyerahkan bukti ini ke BPOM.
Oleh karena itu, meski terbuat dari bahan alami, banyak obat herbal yang mengandung senyawa kimia alami berpotensi menimbulkan risiko efek samping merugikan.
Temulawak diklaim ampuh sebagai obat peningkat nafsu makan dan mengatasi sembelit, namun temulawak memiliki sifat pengencer darah yang bisa menyebabkan perdarahan ginjal akut pada penderita penyakit hati. Suplemen daun dewa dan daun belalai gajah yang diklaim dapat mengobati kanker terbukti dapat menyebabkan keracunan hati.
BPOM telah menegaskan bahwa tidak ada jamu, suplemen herbal, maupun obat tradisional yang dapat menggantikan kemoterapi atau prosedur lainnya untuk menyembuhkan kanker.
3. Pastikan ada izin edarnya
Pastikan produk herbal yang ingin Anda beli memiliki izin edar dari BPOM.
Untuk memastikan keasliannya, Anda dapat mengecek nomor yang tercantum di tautan berikut http://cekbpom.pom.go.id/. Klik di sini untuk melihat daftar lengkap obat tradisional yang diakui BPOM. Untuk daftar obat-obat tradisional yang telah ditarik dan dilarang edar, Anda bisa kunjungi laman BPOM ini.
Jika Adnda menggunakan racikan dari herbalis, pastikan bahwa herbalis tersebut memiliki izin praktik dan terdaftar resmi di Dinas Kesehatan.
4. Lihat logo golongan obatnya