"Mohon berhati hati dengan penawaran akar bajakah yang sedang booming sekarang dengan harga 500 ribu - 1 juta per bungkus. Saya khawatirkan jenisnya salah, mengingat bajakah ini ada ratusan, dan yang berwarna kuning juga ada belasan," katanya.
Ia mengatakan baru saja melakukan pengecekan dan yang enjual bajakah itu jenis akar kuning.
"Akar kuning ini memang obat, tapi obat diabetes dan gangguan fungsi hati bukan kanker," jelasnya.
Apa saja jenis bajakah?Atas seizin pemilik akun, Tribunnews.com mengutip tulisan Davud.
Dalam tulisan ini diketahui ternyata banyak jenis bajakah dan ragam khasiatnya.
Pria yang menempuh pendidkan di Prodi S3 Ilmu Lingkungan UGM ini menyebutkan Bajakah bagaimana bajakah mengiringi kearifan lokal suku Dayak Kalimantan.
"Dalam bahasa Dayak Ngaju artinya "akar akaran" dalam bahasa Dayak Maanyan disebut "wakai", yaitu ratusan spesies tumbuhan pembelit-pemanjat di hutan hujan Kalimantan," demikian David menjelaskan di awal tulisannya.
Menurutnya, nama "bajakah" bukan spesies tapi nama sekelompok akar akaran.
Ia mengatakan pemanfaatan bajakah untuk obat kanker sudah dilakukan oleh masyarakat Dayak Ngaju sejak ratusan tahun silam dari indigenous knowledge mereka.
David pun berpendapat jika adik adik SMAN 2 Palagkaraya yang viral karena penelitiannya bajakah bisa jadi obat kanker bukan "Penemu".
Meski demikian, David mengapresiasi penemuan para siswa ini.
"Adik-adik SMA ini hanya memperkenalkan ke dunia tumbuhan bajakah ini, sehingga dianggap sebagai orang yang "menemukan" namun upaya mereka mempresentasikan tumbuhan ini sangat layak diapresiasi," kata David.
Yang Sehat Tak Boleh Konsumsi Bajakah
Jenis bajakah yang bisa menyembuhkan kanker ini sendiri hanya dikenal oleh penduduk asli atau indigenous people.
David mengingatkan, berdasarkan ragam jenis bajakah. sangatlah bijak jika mengonsumsinya secara bijak.