Pedoman nutrisi Australia juga menyarankan pengurangan asupan daging olahan, yang bisa mengandung garam dan lemak jenuh berkadar tinggi.
Menurut lembaga Cancer Australia, "ada bukti yang meyakinkan bahwa konsumsi daging olahan dan daging merah meningkatkan risiko kanker kolorektal, dan ada juga bukti sugestif dari peningkatan risiko kanker esofagus, paru-paru, pankreas dan perut".
Dr Johnston mengatakan ia mengakui bahwa temuan studi itu bertentangan dengan konsensus ilmiah saat ini dan banyak pedoman gizi, tetapi tetap membela hasil tersebut.
"Ini bukan hanya studi lain tentang daging merah dan olahan, tetapi serangkaian studi sistematis berkualitas tinggi yang menghasilkan rekomendasi yang kami pikir jauh lebih transparan, kuat dan dapat diandalkan," katanya.
Namun, hal itu tak menghentikan Fakultas Kedokteran Universitas Harvard untuk melabeli laporan tersebut "tak bertanggung jawab dan tak etis" serta memeringatkan mereka karena telah mengirim pesan yang membingungkan kepada konsumen.
"Ini juga bisa merusak kredibilitas ilmu gizi dan mengikis kepercayaan publik dalam penelitian ilmiah," kata sekolah itu.
"Selain itu, studi tersebut bisa menyebabkan penyalahgunaan ulasan dan meta-analisis sistematis, yang pada akhirnya bisa mengakibatkan kebingungan lebih lanjut di antara masyarakat umum dan profesional kesehatan."
Beberapa komunitas ilmiah khawatir penelitian ini bisa digunakan ketika negara atau wilayah tertentu mengembangkan atau memperbarui pedoman nutrisi mereka, namun pejabat kesehatan Inggris telah mengesampingkan hal ini.
Profesor Clare Collins, direktur penelitian di Fakultas Ilmu Kesehatan di The University of Newcastle, mengatakan tidak mungkin temuan itu akan mendorong perubahan pada pedoman pola makan.
"Para penulis belum menunjukkan bukti bahwa pedoman diet nasional (Australia) perlu diperbarui. Kebiasaan makan yang buruk adalah penyebab utama kematian di seluruh dunia. Laporan ini akan membingungkan publik," katanya.
"Ketika Anda membaca selain tajuk utama, semua makalah menunjukkan bahwa asupan yang lebih tinggi dari daging olahan dan merah dikaitkan dengan risiko lebih tinggi untuk semua penyebab kematian, penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan beberapa kanker."
"Anda harus mempertanyakan rekomendasi yang dibuat mengingat data yang disajikan di koran tidak mendukungnya."
Menariknya, para peneliti sendiri mengatakan temuan itu tidak mungkin mempengaruhi keputusan pemakan daging.
"Omnivora terikat pada daging dan tidak mau mengubah perilaku ini ketika dihadapkan dengan efek kesehatan yang berpotensi tidak diinginkan," kata para penulis.