TRIBUNNEWS.COM - Belakangan ini, cuaca di sebagian wilayah Indonesia terasa panas dan terik saat siang hari.
Diketahui suhu udara panas dominan terjadi di wilayah Indonesia bagian selatan, seperti Sulawesi Selatan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan lainnya.
Berdasarkan keterangan tertulis yang diterima Tribunnews melalui aplikasi pesan WhatsApp, Senin (21/10/2019), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika mencatat suhu udara maksimum bisa mencapai 37 derakat Celcius sejak Sabtu (19/10/2019).
Sementara pada Minggu (20/10/2019), tiga stasiun pengamatan BMKG di Sulawesi mencatat suhu maksimum tertinggi, yaitu:
Baca: Kenapa Udara Terasa Panas dan Terik saat Siang Hari? Simak Penjelasan BMKG Berikut Ini
Baca: Prakiraan Cuaca BMKG 33 Kota Besok, Rabu 23 Oktober 2019: Yogyakarta Diprediksi Cerah Sepanjang Hari
1. 38,8 derajat Celcius di Stasiun Meteorologi Hasanuddin, Makassar
2. 38,3 derajat Celcius di Stasiun Klimatologi Maros
3. 37,8 derajat Celcius di Stasiun Meteorologi Sangia Ni Bandera
Tak hanya itu, stasiun-stasiun meteorologi di Pulau Jawa hingga Nusa Tenggara mencatat suhu udara panas maksimum terukur berkisar di angka 35-36,5 derajat Celcius pada periode 19 hingga 20 Oktober 2019.
Cuaca terlalu panas dan terik berpotensi mengancam kesehatan, satu diantaranya adalah heatstroke.
Dikutip dari Medical News Today, heat stroke disebabkan kelelahan atau sakit akibat panas yang ekstrem.
Kondisi tersebut terjadi ketika suhu tubuh seseorang mencapai 40 derajat Celcius atau lebih.
Heat stroke berpotensi dialami seseorang jika terlalu banyak beraktivitas berat tanpa diimbangi mengonsumsi banyak cairan.
Heat stroke merupakan kondisi serius yang bisa menyebabkan kematian pada seseorang.
Baca: Penyebab Udara Panas di Sebagian Wilayah Indonesia saat Siang, BMKG Sebut Akibat Gerak Semu Matahari
Baca: Antisipasi Dehidrasi, Suhu Panas Masih Akan Terjadi Sampai Sepekan ke Depan
Berikut gejala seseorang mengalami heat stroke: