PRP dilakukan dengan cara mengambil darah dari pasien, dengan jarum spuit yang berisi antikoagulan. Kemudian disentrifugasi hingga menjadi dua lapisan, yang terdiri dari lapisan bawah (berisi darah merah) dan lapisan atas (berisi plasma). Lapisan atas inilah yang mengandung platelet yang kemudian disuntikkan ke dalam lutut pasien.
Selain itu, PRP juga bermanfaat terhadap nyeri lutut yang diakibatkan oleh cedera yang diakibatkan oleh over-stretch, partial tear bahkan dalam kondisi complete rupture. Namun dalam kasus ini, PRP dikombinasikan dengan fisioterapi.
Teknologi PRP atau teknologi regeneratif ini merupakan metode terbaru sebagai solusi penuaan sendi dan kerusakan sendi.
Manfaat PRP ini cukup beragam, antara lain membantu memperlambat/memperbaiki proses kerusakan jaringan tulang rawan (kartilago), membantu memperlambat perburukan OA, meningkatkan produksi cairan lubrikasi alami sendi, dan menstimulasi pembentukan jaringan tulang rawan yang baru.
Menurut National Institute for Clinical Excellence (NICE), injeksi PRP untuk membantu mengatasi nyeri lutut akibat OA dapat dikatakan minim risiko, namun masih memerlukan riset lebih lanjut. “Di klinik kami, berdasarkan testimoni, keberhasilannya cukup baik terutama di usia yang lebih muda.”
”Hampir semua nyeri lutut dapat dituntaskan tanpa operasi. Namun semua tindakan perlu dan selalu dilakukan dengan USG-guided (terpandu USG), seperti yang kami lakukan di Klinik Patella ini," kata Ibrahim.
USG-guided ini digunakan untuk memastikan akurasi tindakan dan mencegah kerusakan pada struktur lain di sekitar lutut.