News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Jangan Terlalu Sering Minum Obat Pereda Rasa Sakit, Jika Tak Ingin Hal Ini Terjadi Dalam Tubuh

Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Obat-obatan medis.

TRIBUNNEWS.COM - Apa yang Anda lakukan jika Anda merasa sakit?

Entah karena demam, sakit punggung, atau hanya flu biasa.

Pasti Anda meminum obat untuk meredakan rasa sakit. Bisa minta resep ke dokter, atau memang menyimpan obat pereda rasa sakit.

Tapi kira-kira, bagaimana cara kerja obat pereda rasa sakit di tubuh kita?

Cara tubuh tahu ada bagian yang sakit

Seseorang bisa merasakan sakit saat mengetahui ada sensasi tidak nyaman di bagian tertentu tubuhnya.

Saat tubuh memberi tahu kita bahwa ada bagian yang tidak beres sehingga harus ditangani.

Baca: Setelah Minum Obat, Gak Cuma Teh yang Sebaiknya Dihindari 3 Minuman Ini Juga Punya Efek Serius

Baca: Mendadak Sakit Kepala Tak Melulu Minum Obat Solusinya, Cobalah Nikmati Secangkir Kopi

Biasanya, kita mengetahui masalah itu selesai ketika kita tidak lagi merasakan sakit.

Rasa sakit merupakan cara tubuh memberi peringatan serta melindungi kita dari hal berbahaya di sekitar kita, atau bahkan dari hal yang kita lakukan sendiri.

Semakin kita tumbuh, tubuh memiliki bagian pendeteksi rasa sakit di sebagian besar bagian tubuh,mulai dari tulang belakang, kulit, otot, sendi, gigi, dan beberapa organ dalam.

Pendeteksi rasa sakit itu merupakan saraf nociceptor. Berkat saraf penerima inilah tubuh tahu ada bagian yang sakit.

Pekerjaan nocireptor ini adalah mengeluarkan sinyal untuk dikirimkan ke otak, seperti saraf lainnya di tubuh.

Namun bedanya dengan saraf lain, nociceptor hanya bereaksi ketika ada hal yang terjadi yang bisa menyebabkan bahaya.

Yang terjadi di tubuh saat merasakan sakit

Rasa sakit yang dirasakan oleh nociceptor ini juga berbeda-beda tingkatannya, nih.

Beberapa senyawa tertentu juga bisa memengaruhi nociceptor dan rasa sakit.

Saat sebuah sel rusak di tubuh, sel itu dan sel-sel di sekitarnya akan memproduksi senyawa kimia terus-menerus.

Senyawa itu asam arakidonat.

Kemudian, enzim COX-1 dan enzim COX-2 mengubah asam arakidonat menjadi prostaglandin H2 dan berubah menjadi berbagai senyawa lainnya.

Ini membuat hal yang biasanya tidak membuat sakit bisa menjadi terasa sakit.

Misalnya ketika tangan kita sudah terluka, kemudian kita tanpa sengaja menyentuh benda yang lembut, ini bisa terasa sakit.

Senyawa-senyawa itu juga ada yang bisa menaikkan suhu tubuh dan menyebabkan peradangan.

Nah, ini bisa diredakan dengan mengonsumsi obat pereda rasa sakit.

Bagaimana cara kerja obat pereda rasa sakit?

Obat pereda rasa sakit bisa menghambat produksi senyawa dari sel-sel yang rusak itu.

Setiap enzim memiliki bagian tempat terjadinya reaksi dengan senyawa lain, namanya situs aktif enzim.

Nah, bagian situs aktif enzim COX-1 dan enzim COX-2 sesuai dengan asam arakidonat yang dikeluarkan oleh sel yang rusak.

Ibarat puzzle, kedua enzim dan senyawa itu langsung bergabung karena potongannya sesuai.

Saat mengonsumsi obat pereda rasa sakit, obat itu bekerja di situs aktif enzim COX-1 dan enzim COX-2.

Ada obat pereda rasa sakit yang bekerja seperti duri yang menancap pada situs aktif enzim, kemudian patah dan menyisakan sebagian duri di sana.

Ini membuat situs aktif tersumbat dan senyawa asam arakidonat tidak bisa masuk dan enzim menjadi tidak aktif.

Ada juga obat pereda rasa sakit yang masuk ke situs aktif enzim dan tidak merusaknya.

Obat itu hanya menempati situs aktif sehingga enzim tidak bisa bereaksi dengan asam arakidonat.

Itulah yang terjadi di tubuh kita saat merasakan sakit dan bagaimana obat pereda sakit mencegahnya jadi semakin terasa sakit!

(Avisena Ashari)

(Artikel ini sudah tayang di bobo.grid.id dengan judul "Sering Minum Obat Pereda Sakit? Ini yang Terjadi di Tubuh Saat Meminumnya")

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini