TRIBUNNEWS.COM - Novel Coronavirus (nCoV) adalah jenis baru coronavirus, berbeda dari Coronavirus Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS-CoV) dan Koronavirus Pernafasan Sindrom Pernafasan Timur (MERS-CoV).
Virus corona merupakan zoonosis, berarti penularannya bisa antara hewan dan manusia, misalnya SARS-CoV berasal dari musang dan MERS-CoV dari unta.
Melansir Vice.com, Selasa (28/12020), WHO dalam laporannya pada 20 Januari, ada 278 kasus di China, tertinggi di Provinsi Hubei.
Dari jumlah ini, 51 orang sakit parah dan 12 orang dalam kondisi kritis.
Kementerian Kesehatan China mengkonfirmasi bahwa virus seperti flu dapat ditularkan dari manusia ke manusia.
Virus ini menyebar lebih cepat minggu ini, karena banyak perjalanan ke dan dari China untuk Tahun Baru Imlek.
Meskipun belum terdapat gejala secara khusus, namun tanda-tanda umum seseorang terserang virus Corona yakni pilek, sakit tenggorokan, batuk, sesak napas, dan demam.
Efek Virus Corona pada Tubuh Manusia
Temuan fisik pada pemeriksaan berbeda, penderita biasanya akan kesulitan bernafas.
Virus ini memberikan efek pada organ dalam terutama bagian paru-paru.
Virus ini dapat menyebabkan radang paru-paru (pneumonia), menghambat pernapasan/jalan napas
Efek lain yakni sindrom gangguan pernapasan akut.
Selain itu juga dapat melakukan perjalanan melalui darah dan menyebabkan disfungsi organ lain.
Melansir Theguardian.com, virus corona menimbulkan beberapa efek pada tubuh manusia di antaranya penderita akan batuk, demam, dan kesulitan bernapas.
Pada kasus lebih parah, penderita akan mengalami gagal organ.
Corona termasuk pneumonia virus, sehingga antibiotik atau obat flu tidak bisa menyembuhkan.
Pemulihan akan tergantung pada kekuatan sistem kekebalan tubuh masing-masing penderita.
Mengutip Livescience.com, berdasarkan hasil kajian terbaru Journal of Medical Virology menyatakan bahwa virus corona kemungkinan berasal dari ular.
Terkait jenisnya, para ilmuwan mencatat ada dua ular yang umum di China tenggara tempat wabah itu berasal yakni ular belang atau weling (Bungarus multicinctus) dan Chinese cobra (Naja atra).
Meski demikian, beberapa ahli mengkritik penelitian tersebut karena dianggap tidak jelas apakah corona dapat menginfeksi ular.
Sementara, WHO berpendapat berdasakan informasi dari sejumlah kalangan di China virus corona berasal dari penularan oleh kelelawar dan sejenisnya.
Beberapa virus diketahui memang mampu menular dari hewan ke manusia dan corona termasuk satu di antaranya.
Journal of Medical Virology mengungkapkan kemungkinan ular yang dikonsumsi telah terjangkit 2019-nCoV dapat membuat virus ini melompat ke manusia.