TRIBUNNEWS.COM -
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meningkatkan tingkat risiko global dari virus corona yang mematikan, dari level "sedang" menjadi "tinggi,".
Ini dilakukan lantaran jumlah total kasus 2019-nCoV yang dikonfirmasi secara global terus meningkat.
Pihak berwenang China pada hari Selasa (28/1/2020) mengatakan bahwa jumlah kasus terdaftar dari virus corona baru di seluruh negara telah meningkat menjadi 4.515 kasus, dengan jumlah kematian saat ini sebanyak 106 orang.
Kini, pemerintah di seluruh dunia telah memberlakukan kesiapsiagaan tinggi di tengah wabah epidemi baru yang pertama kali dilaporkan pada akhir Desember 2019.
2019-nCoV telah terdeteksi di Korea Selatan, Jepang, Taiwan, Vietnam, Kamboja, Singapura, Malaysia, Thailand, Nepal, Australia, Prancis, Jerman, Kanada, dan Amerika Serikat.
Antisipasi virus corona dengan pemakaian masker yang benar
Lantaran belum ada vaksin dan obat untuk melawan penyakit pernapasan ini, salah satu yang bisa Anda lakukan adalah dengan antisipasi diri.
Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, Dr. dr. Agus Dwi Susanto, Sp.K(K) mengatakan, salah satu upaya pencegahan penularan virus corona adalah dengan memakai masker.
"Disarankan untuk menggunakan masker agar tidak menulari bagi yang sakit," kata Agus kepada Kompas.com, Jumat (24/1/2020).
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan selama wabah corona SARS berlangsung, para ahli menemukan bahwa penggunaan masker jenis apapun dapat mengurangi risiko infeksi pada pekerja perawatan kesehatan sebesar 85 persen.
Hal ini disampaikan oleh spesialis penyakit menular di McMaster University di Hamilton, Ontario, Mark Loeb.
"Pesan yang paling penting adalah risikonya lebih rendah jika mereka secara konsisten menggunakan masker jenis apapun," tuturnya.
Dokter Penyakit Menular di Johns Hopkins Center for Health Security, dr. Amesh Adalja menambahkan, masker dapat membantu menjaga tubuh agar tetesan cairan saat orang lain bersin atau batuk tidak mengenai kita.