“Kalau hasil penelitian kami tidak dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi peningkatan kesehatan masyarakat, sangat disayangkan karena obat yang telah kami temukan, teliti, dan kami uji memiliki efikasi yang setara dengan obat-obatan berbahan baku kimia. Selain itu multiplier ekonomi tidak akan berjalan cepat, apalagi kami memberdayakan para petani di berbagai daerah,” jelas Raymond.
Raymond mencontohkan salah satu produk OMAI Dexa Group adalah Inlacin.
Inlacin merupakan obat diabetes Fitofarmaka berbahan baku bungur dan kayu manis yang bahan bakunya diperoleh dari petani di daerah Gunung Kerinci di Jambi.
“Produk ini telah teruji klinis dan memiliki efikasi yang sama dengan obat diabetes berbahan baku kimia seperti Metformin. Produk ini juga telah diekspor ke Kamboja dan Filipina,” katanya.
Lebih lanjut menurut Raymond, selain Inlacin, produk Fitofarmaka lainnya adalah Redacid berbahan baku kayu manis yang bermanfaat untuk mengatasi gangguan lambung,
Disolf berbahan baku cacing tanah yang bermanfaat untuk memperlancar peredaran darah, Stimuno yang merupakan produk imunomodulator atau peningkat imun berbahan baku meniran.
Produk OMAI lainnya di antaranya rangkaian Herba Family seperti HerbaKOF untuk obat batuk, HerbaCOLD untuk Flu, HerbaPAIN untuk sakit kepala dan nyeri otot, dan HerbaVOMITZ untuk gangguan lambung.
Selain memproduksi obat berbahan baku alam, Dexa Group melalui PT Ferron Par Pharmaceuticals juga melakukan pengembangan dan memproduksi bahan baku obat Omeprazole.
Ferron menjadi perusahaan farmasi nasional pertama yang memproduksi bahan baku obat injeksi dengan teknologi Freeze Dryer untuk bahan baku obat Omeprazole.
Baca: Khawatir Tertular Virus Corona, Pendemo Serang Bus yang Membawa Warga yang Dievakuasi dari China
Saat ini Ferron telah memiliki 3 sertifikat CPBBAOB (Cara Pembuatan Bahan Baku Aktif Obat yang Baik) injeksi beku kering, masing-masing untuk Omeprazole, Esomeprazole, dan Pantoprazole. Bahan baku obat injeksi beku kering tersebut disertai dengan DMF (Drug Master File) yang lengkap.
Selain itu, kapasitas produksi bahan baku yang dimiliki Ferron mampu memenuhi kebutuhan nasional sehingga Indonesia tidak perlu impor bahan baku lagi.