News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Profesor dari AS Sebut Tak Ada Gunanya Pakai Masker, Ini Penjelasannya

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga beraktivitas menggunakan masker di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Minggu (1/3/2020). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan membentuk Tim Tanggap COVID-19 guna mengantispasi penyebaran virus korona di Jakarta pasca telah diterbitkannya Instruksi Gubernur DKI Nomor 16 Tahun 2020 tentang peningkatan kewaspadaan terhadap risiko penularan COVID-19 atau virus Corona di DKI Jakarta.

TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat telah mengonfirmasi adanya kasus virus corona alias Covid-19.

Seorang warga dari Seattle dikabarkan meninggal akibat virus corona dan diinformasikan pada Sabtu (29/2/2020).

Hal ini semakin menambah kekhawatiran publik dan membuat masyarakat melakukan sesuatu untuk melindungi diri.

Satu cara paling mudah adalah membeli masker dan menggunakannya setiap kali keluar di tempat umum.

Sebenarnya, sejak awal Covid-19 mulai merebak di beberapa negara, masker dikabarkan mulai langka.

Warga beraktivitas menggunakan masker di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Minggu (1/3/2020). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan membentuk Tim Tanggap COVID-19 guna mengantispasi penyebaran virus korona di Jakarta pasca telah diterbitkannya Instruksi Gubernur DKI Nomor 16 Tahun 2020 tentang peningkatan kewaspadaan terhadap risiko penularan COVID-19 atau virus Corona di DKI Jakarta. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Baca: Jangan Panik! Kenali Dulu Gejala & Cara Mencegah Virus Corona, dari Demam Hingga Sering Cuci Tangan

Baca: 5 Ciri-ciri Orang yang Terkena Virus Corona, Lakukan 11 Cara Pencegahan Tersebarnya Covid-19!

Bagaimana tidak, permintaan masker lebih besar daripada kapasitas produksi pabrik.

Apalagi di tengah gempuran wabah asal Wuhan ini, peran pekerja medis sangat dibutuhkan.

Tentu mereka juga membutuhkan alat pelindung seperti masker.

Sebab, sehari-hari mereka kontak langsung dengan para pasien terinfeksi.

Namun, semakin masifnya penyebaran corona membuat publik latah membeli dan memborong masker.

Itu dilakukan baik di toko konvesional maupun e-commerce online.

Baca: Bukan Cuma Masker, Hand Sanitizer hingga Thermal Scanner Banyak Diburu Warga

Baca: Virus Corona: Stok Masker di Apotek Kurang dan Permintaan Naik 2 Kali Lipat, Ini Langkah Istana

Namun seorang Profesor Kedokteran dan Epidemiologi Fakultas Kedokteran Universitas Iowa, Eli Perencevich menyatakan, masyarakat biasa tidak perlu membeli masker.

Menurutnya, masker jenis apapun tidak bisa menghindarkan diri dari paparan Covid-19.

Bukan hanya tidak membutuhkannya, tapi Eli juga menganggap masyarakat tidak membutuhkannya.

"Rata-rata orang yang sehat tidak membutuhkan masker, dan mereka seharusnya tidak menggunakannya," kata Perencevich dilansir Forbes.

Profesor ini menilai tidak ada garansi, bagi orang yang menggunakan ini bisa terhindar dari wabah.

"Tidak ada bukti, memakai masker pada orang yang sehat, akan melindungi mereka."

"Mereka memakainya juga salah dan malah bisa meningkatkan resiko infeksi karena mereka menyantuh wajah lebih sering," beber profesor ini.

Para pekerja medis yang mengenakan alat pelindung memindahkan seorang tersangka pasien virus korona (C) ke rumah sakit lain dari Rumah Sakit Daenam di mana total 16 infeksi sekarang telah diidentifikasi dengan virus corona COVID-19, di daerah Cheongdo dekat kota tenggara Daegu pada 21 Februari 2020 Kasus coronavirus Korea Selatan hampir dua kali lipat pada 21 Februari, naik di atas 200 dan menjadikannya negara yang paling parah terkena dampak di luar China ketika jumlah infeksi yang terkait dengan sekte keagamaan meningkat. (YONHAP / AFP)

Andaikata tidak menyentuh wajah pun, memakai masker untuk orang sehat tidak diperlukan.

Cara Melindungi Diri dari Covid-19

Cara melindungi diri dari paparan virus corona sudah sering disampaikan.

Namun, inilah cara paling dasar untuk menghindarkan diri dari paparan Covid-19.

Tak lain dengan sering mencuci tangan dengan sabun dan air.

Profesor Biofisika Universitas Johns Hopkins, Karen Fleming menjelaskan alasan di balik cara yang amat sederhana ini.

"Virus corona, adalah virus yang terselimuti, artinya virus ini memiliki lapisan membran lipid di lapisan luar lemak," jelas Karen.

"Mencuci tangan dengan sabun dan air mampu melarutkan lapisan lemak berminyak ini, dan membunuh virusnya," tambahnya.

Baca: Pakar Kecam Publik Agar Berhenti Membeli Masker, Anggap Paramedis Lebih Membutuhkan Itu

Baca: Ahli Sebut Penggunaan Masker Justru Bisa Tingkatkan Risiko Kena Virus Corona, Ini Pencegahan Terbaik

Jadi sebaiknya mencuci tangan sebelum dan sesudah makan.

Selain itu, mencoba membiasakan diri untuk tidak menyentuh wajah.

"Terutama mulut dan hidung."

Selalu membawa pembersih tangan, seandainya tidak ada sabun dan air untuk mencuci tangan setelah menyentuh wajah, atau permukaan lain yang mengandung kuman.

"Hanya karena dia menyerang pernapasan, bukan berarti dia masuk ke tubuh lewat saluran pernapasan," katanya.

"Dia bisa masuk ketika tangan menyentuh area yang terkontaminasi lalu menyentuh wajah atau mulut."

"Jadi cuci tangan dan jangan menyentuh wajah dan mulut tanpa mencuci tanga terlebih dahulu," jelas Karen.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini