TRIBUNNEWS.COM - Selain nasi, umumnya ketupat dan lontong jadi makanan utama Lebaran yang dihadirkan bersama opor ayam rendang, semur, atau sambel ati kentang.
Meskipun berasal dari bahan dasar yang sama, yakni beras, tetapi citarasa dan tekstur ketupat, lontong, ataupun nasi berbeda-beda.
Hal itulah yang membuat orang-orang memiliki kegemaran masing-masing akan ketiga makanan sumber karbohidrat dan kalori ini.
Namun, dari segi kesehatan, sebenarnya lebih sehat mana antara nasi, ketupat, atau lontong?
Beberapa dari Anda mungkin pernah menyimpan pertanyaan tersebut.
Baca: Pilihan Olahraga Bagi Penderita Diabetes di Atas Usia 45 Tahun
Untuk mengetahui jawabannya, Anda perlu tahu dulu cara membuat nasi, ketupat, dan lontong.
Cara membuat nasi, ketupat, dan lontong
Pada umumnya ketupat dan lontong dimasak atau dikukus setelah beras dimasukkan ke wadah daun.
Ketupat biasanya dibungkus menggunakan wadah daun yang dibuat dari janur, sedangkan lontong dibungkus dengan daun pisang.
Wadah daun yang sudah diisi dengan beras tersebut biasanya tidak diisi penuh sehingga memberi ruang bagi beras untuk mengembang.
Melansir buku Resep Andalan Resto Indonesia: Lontong & Ketupat (2016) karya Wahyuni Mulyati & Ilse Harahap, dalam membuat ketupat, wadah daun dianjurkan hanya diisi dengan beras yang telah dicuci dan ditiriskan sebanyak sepertiga dari bagian wadahnya.
Begitu juga dengan cara membuat lontong, wadah daun disarankan hanya diisi dengan beras setengah atau sepertiga dari bagian gulungan daun pisang.
Baca: Mengatasi Bau Mulut Saat Jalani Ibadah Puasa
Hal inilah yang membuat kandungan air di dalam ketupat maupun lontong menjadi cukup banyak sehingga kandungan total kalori dari kedua makanan tersebut relatif lebih sedikit dibanding nasi.
Perbedaan kandungan gizi nasi, ketupat, dan lontong
Melansir Buku Ajar Gizi dan Diet (2018) oleh Pipit Festi W, kandungan kalori pada ketupat dan lontong cukup jauh berbeda dengan kandungan kalori pada nasi putih.
Berikut perbedaannya: