TRIBUNNEWS.COM - Warna tinja atau kotoran (feses) pada bayi bisa jadi indikator (petunjuk) kesehatan si kecil.
Bayi yang mengonsumsi air susu ibu (ASI) secara eksklusif biasanya mengeluarkan kotoran bertekstur sangat lembek, berair, hingga berserat.
Hal ini tergolong normal. Sementara itu, feses bayi yang diberi susu formula cenderung lebih padat.
Perlu diketahui, setiap bayi memiliki frekuensi buang air besar ( BAB) yang berbeda.
Baca: Selain Vitamin, Bagaimana Tingkatkan Daya Tahan Tubuh pada Anak?
Sebagai contoh bayi baru lahir dengan ASI eksklusif.
BAB akan terjadi setiap bayi selesai menyusu dan ini adalah hal normal.
Kemudian, setelah usia enam minggu, biasanya bayi akan makin jarang BAB.
Baca: Jamu Paling Populer di Indonesia, Ada Empon-empon hingga Beras Kencur
Lalu, untuk bayi yang diberi susu formula, frekuensi BAB-nya sekali sehari. Kurang dari ini, bisa mengindikasikan si kecil mengalami sembelit.
Namun, agar lebih pasti apakah BAB bayi normal atau tidak, orangtua Generasi Bersih dan Sehat (Genbest) bisa mengacu pada panduan berikut ini.
Hitam
Kotoran bayi baru lahir biasanya berwarna hijau kehitaman. Namun, tak jarang saking pekatnya feses terlihat hitam.
Kondisi tersebut dinamakan mekonium dan terbilang normal. Sebab, ini menandakan usus bayi mampu bekerja dengan baik.
Kuning
Usai masa mekonium, kotoran bayi akan berubah menjadi kuning terang dan tak jarang terdapat semburat kehijauan.
Tak hanya itu, ada kalanya Genbest bakal menemukan titik-titik putih mirip biji wijen pada feses bayi. Namun, tak perlu khawatir.
Kondisi feses yang seperti itu karena bayi mulai mengonsumsi ASI. Ini sekaligus mengartikan si kecil sehat karena ASI terserap baik oleh tubuhnya.