Bayi yang sudah diberi susu formula umumnya akan mengeluarkan kotoran berwarna cokelat terang seperti selai kacang.
Baca: 8 Manfaat Daun Talas untuk Kesehatan, Tingkatkan Imun hingga Turunkan Berat Badan dan Kolesterol
Namun, bisa juga cokelat kekuningan, bahkan kehijauan. Anda tak perlu khawatir, sebab kondisi tersebut masih terbilang normal.
Hijau berair
Tinja bayi yang berwarna hijau bertekstur encer hingga berair sebenarnya masih terbilang normal. Namun, tak jarang bisa juga sebaliknya.
Karena itu, untuk memastikan, Genbest perlu mengecek frekuensi BAB bayi, apakah lebih sering dari biasanya atau tidak.
Bila frekuensi BAB bayi menjadi lebih sering, misalnya dari tiga kali menjadi enam kali dalam sehari, kemungkinan si kecil sedang diare.
Kondisi tersebut umumnya disebabkan bayi salah makan atau mengalami alergi terhadap suatu zat makanan.
Genbest perlu waspada, diare parah juga dapat mengindikasi gangguan kesehatan serius, misalnya virus atau infeksi bakteri.
Dalam kondisi tersebut, Genbest harus segera memeriksakan bayi ke dokter.
Sementara itu, apabila frekuensi BAB bayi normal alias tidak sering, warna hijau pada kotoran si kecil kemungkinan disebabkan oleh makanan pendamping ASI (MPASI), sehingga Genbest tak perlu khawatir.
Tak jarang makanan yang Genbest konsumsi juga berpengaruh terhadap ASI.
Misalnya, Genbest banyak mengonsumsi sayuran berwarna hijau, otomatis feses bayi cenderung berwarna serupa.
Kuning kecokelatan
Hampir mirip dengan kondisi sebelumnya, Anda perlu juga waspada.
Apabila bayi warna BAB bayi kuning kecokelatan dan bertekstur encer selama lebih dari dua hari, bisa jadi si kecil terserang diare.
Namun, jika tekstur feses keras, ini menandakan bayi mengalami konstipasi dan tergolong normal.