News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Disebut Efektif sebagai Obat Corona, Ahli: Dexamethasone Kurangi Peradangan, Tidak Membunuh Virus

Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang apoteker memegang sekotak tablet Dexamethasone di sebuah toko kimia di London pada 16 Juni 2020

TRIBUNNEWS.COM - Obat anti inflamasi atau peradangan, dexamethasone (deksametason), mendadak ramai diperbincangkan di masyarakat sebagai terobosan obat virus corona (Covid-19).

Dexamethasone dinilai efektif menyembuhkan pasien Covid-19 berkat uji coba yang dilakukan Universitas Oxford.

Hasilnya menunjukkan obat tersebut sukses mengurangi risiko kematian pada pasien Covid-19 dengan kondisi parah.

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, dr Reviono SpP mengungkapkan dexamethasone dapat mengurangi inflamasi atau peradangan pada pasien Covid-19, bukan membunuh virus.

Karena dexamethasone merupakan obat anti peradangan atau inflamasi, bukan antivirus.

"Jadi obat jenis ini hanya mengatasi radangnya saja, tidak mengatasi bakteri atau virus penyebabnya," ungkap Revi saat dihubungi Tribunnews, Jumat (19/6/2020).

Menurut Revi, dexamethasone bukan seperti hydroxychloroquine (hidroksi klorokuin) atau klorokuin yang berfungsi untuk melawan virus.

"Dexamethasone bukan antivirus, beda dengan hidroksi klorokuin," ungkapnya.

Baca: Kasus Positif Corona Bertambah 1.226, Jawa Timur jadi Wilayah Tambahan Tertinggi

Baca: Ikatan Dokter Indonesia: 38 Dokter Meninggal Dunia Terkait Covid-19

Revi mengungkapkan, virus corona mengakibatkan inflamasi atau peradangan yang luas di tubuh.

"Sehingga dexamethasone membantu mengatasi inflamasi pada tubuh, sama sekali bukan menghilangkan virus," ungkapnya.

Maka dari itu, pasien Covid-19 disebut Revi pasti akan mendapatkan obat antivirus.

Obat Dewa

Revi menyebut, dexamethasone biasa digunakan untuk mengatasi peradangan.

"Peradangan itu bisa karena alergi bisa karena infeksi, bisa karena penyakit auto imun dan yang lain," ujarnya.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini