TRIBUNNEWS.COM - Sistem imun menjadi hal penting yang harus dijaga setiap orang agar tubuh mampu melawan berbagai jenis penyakit.
Di tengah merebaknya virus Covid-19 yang angka kasusnya masih terus meningkat, penerapan pola hidup sehat dan mengonsumsi asupan vitamin hingga ramuan herbal pun aktif dilakukan masyarakat untuk menjaga kekuatan sistem imun.
Salah satu produk suplemen herbal dari PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul, Tbk yaitu Tolak Angin menjadi asupan yang dipercaya masyarakat dapat meningkatkan sistem imun mereka.
Kepercayaan masyarakat terhadap produk Tolak Angin tentunya bukan tanpa alasan. Tolak Angin merupakan produk herbal yang telah dilakukan uji khasiat atau uji manfaat pada tahun 2007 oleh Lembaga Penelitian Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang yang dipimpin oleh Prof. dr. Edi Dharmana, MSc. PhD.
Penelitian tersebut membuktikan bahwa dengan mengonsumsi Tolak Angin cair secara rutin dua sachet setiap hari dapat meningkatkan sel-T secara umum (bakteri, kuman, dan virus) yang merupakan indikator daya tahan tubuh.
“Sel-T sangat penting untuk ketahanan tubuh terhadap penyakit. Berdasarkan hasil penelitian yang saya lakukan, Tolak Angin terbukti dapat meningkatkan sel -T dan Fagositosis, yang sama dengan tujuan vaksin yaitu meningkatkan sel-T khusus, sesuai dengan vaksinnya,” papar Prof. Edi.
Mengenai ketahanan tubuh terhadap Covid-19, Prof. Edi mengatakan bahwa ia akan melakukan penelitian lanjutan terhadap sel-T yang dapat meningkat setelah mengonsumsi Tolak Angin.
“Saya akan melanjutkan penelitian saya untuk mencari apakah sel-T Tolak Angin juga bermakna untuk ketahanan tubuh terhadap Covid-19. Sebelum vaksin Covid-19 ditemukan, tidak ada salahnya untuk minum Tolak Angin 2 kali sehari untuk menjaga immunity. Saya sendiri juga minum Tolak Angin selama pandemi ini. Tapi, saya ingatkan juga harus menjalankan protokol kesehatan,” ungkapnya.
Selain telah dilakukan uji khasiat, Tolak Angin juga telah menjalani uji toksisitas atau tingkat keamanan dari Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada 2002 silam. Ipang Djunarko, Ketua Peneliti uji praklinik Toksisitas Subkronis Tolak Angin Cair, menjelaskan bahwa penelitian tingkat keamanan konsumsi Tolak Angin ini dilakukan kepada hewan uji yaitu tikus.
“Dengan hewan uji yaitu tikus yang diberikan Tolak Angin dengan dosis 1/3 sachet, 1 sachet, 3 sachet, dan 9 sachet per hari selama 90 hari atau 3 bulan. Setelah itu diamati apakah ada kematian atau gangguan fungsi organ atau tidak. Ternyata hasilnya, pada dosis terapi itu tidak menimbulkan efek toksik yang berarti atau bisa dibilang aman. Nah, penelitian selama 3 bulan pada hewan uji itu jika di konversikan ke manusia setara dengan 8 tahun 4 bulan,” jelasnya.
Dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta di bidang Farmakologi dan Toksikologi ini pun menegaskan bahwa Tolak Angin aman untuk dikonsumsi untuk jangka panjang selama 8 tahun 4 bulan dengan dosis normal atau dua kali sehari dan memiliki sifat repronsible yang artinya kondisi akan kembali normal saat konsumsi obat dihentikan.
"Ibaratnya kalau minum setiap hari selama 8,4 tahun terus dihentikan selama 2 minggu itu bisa repronsible atau kembali normal. Jadi, dosis 2 x 1 itu dijamin tidak menimbulkan kerusakan bahkan tidak menimbulkan efek klinis yang mempengaruhinya," ujarnya.
Telah Lulus Uji Klinis
Sementara itu, Direktur Research and Development Sido Muncul Wahyu Widayani mengatakan bahwa Tolak Angin sudah termasuk kategori Obat Herbal Terstandar (OHT) yang telah memenuhi syarat standardisasi bahan baku dan uji klinis.
“Terdapat tiga tahapan dalam proses produksi Tolak Angin, yaitu raw material, product in process, kemudian produk sebelum lepas pasar. Nah, dalam setiap step produksi tersebut kami ada tim proses kontrol yang akan memeriksa apakah material yang dihasilkan memenuhi standar mutu yang kami tetapkan,” terangnya.
Untuk menjaga kualitas produk Tolak Angin selalu baik, ia mengatakan bahwa terdapat spesifikasi khusus yang ditetapkan untuk setiap step produksi. Selain itu, karena sudah tersertifikasi halal, pihak Sido Muncul pun memastikan bahwa produk yang akan dipasarkan tidak mengandung bahan berbahaya ataupun diharamkan.
"Di setiap proses kami menyiapkan sampel tertinggal yang akan diperiksa secara periodik agar tahu apakah masih sesuai dengan standar yang kami tetapkan. Selain itu, setiap saat kami pun terus melakukan pengembangan,” pungkasnya.