TRIBUNNEWS.COM - Sakit gigi dan sakit kepala kerap menganggu aktivitas kita. Apalagi bila datangnya tiba-tiba.
Ketika gejalanya muncul, kita langsung merasa tidak nyaman. Meminum obat kerap menjadi pertolongan pertama untuk mengurangi sakit yang ditimbulkan.
Satu di antara obat yang dipercaya cepat mengatasi rasa sakit tersebut adalah obat dengan kandungan parasetamol.
Obat ini dijual bebas di warung. Hal ini memudahkan kita untuk memperoleh jenis obat tersebut karena di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang aktivitas lebih banyak dilakukan di rumah dan sekitarnya. Secara umum, sakit kepala adalah rasa sakit atau nyeri di kepala. Munculnya bertahap atau bisa mendadak.
Diperkirakan tujuh dari 10 orang mengalami setidaknya satu kali sakit kepala setiap tahun. Bagaimana dengan sakit gigi? Penyebabnya beragam. Untuk mengetahui sumber dan pengobatan yang tepat, konsultasi ke dokter gigi menjadi langkah paling tepat. Tapi meminum obat sebagai pereda rasa sakit gigi akan sangat membantu pasien ketika tak dapat mengunjungi dokter gigi.
Menyadari sangat umumnya sakit kepala dan sakit gigi dijumpai pada kehidupan masyarakat di Indonesia sehari-hari, PT Harbat Farma memproduksi Paracaf dan Paracaf Extra.
Wakil Direktur PT Harbat Farma Hansen Tee menjeaskan nama Paracaf merupakan singkatan bahan utamanya yakni parasetamol dan kafeina. Satu kaplet Paracaf mengandung 500 miligram (mg) parasetamol dan 50 mg kafeina.
Menurut Hansen, parasetamol bermanfaat untuk menurunkan demam, nyeri kepala, dan sakit gigi. Caranya dengan mengurangi zat peradangan yang dibuat di tubuh.
Sedangkan kafeina merupakan obat perangsang sistem pusat saraf untuk mengurangi rasa kantuk dan kelelahan. Zat ini bekerja dengan cara memblokir aksi adenosine pada reseptor terkait. Secara alami kafeina biasa ditemukan di kopi, teh, dan cokelat.
Sehingga kalau biasanya obat sakit kepala bisa menimbulkan kantuk, penambahan kafeina membuat hal itu tak terjadi lagi. Hansen mengatakan bila sakit kepala yang dialami masih tergolong ringan, obat yang mengandung parasetamol bisa menjadi solusi.
"Saat ini kita sebisa mungkin menghindari kunjungan ke rumah sakit kecuali dalam kondisi darurat. Sekarang ke rumah sakit itu kalau ada gejala berat yang muncul saja seperti nyeri dada yang hebat, sesak napas, dan kehilangan kesadaran. Bila kondisi itu terjadi, ya harus segera dibawa ke rumah sakit terdekat. Jadi kemudahan mendapat obat ini sangat penting di tengah pandemi Covid-19 seperti sekarang," ujar Hansen kepada Warta Kota di kantornya kawasan Balaraja, Tangerang, Banten, belum lama ini.
Seperti obat yang dijual bebas lainnya, Hansen menyebut Paracaf bisa dijadikan pertolongan pertama untuk meringankan gejala sakit gigi dan kepala. Bila gejalanya berulang, ia menyarankan penderita sakit berkonsultasi ke dokter.
Lebih ampuh
Bila mengalami sakit kepala yang lebih hebat, Hansen menganjurkan untuk mengonsumsi Paracaf Extra. Selain parasetamol dan kafein, Paracaf Extra mengandung ibuprofen. Ibuprofein merupakan antiinflamasi (anti radang) nonsteroid.
Penambahan ini digunakan untuk meredakan nyeri, demam, dan peradangan yang kuat dengan menghalangi tubuh memproduksi prostaglandin. Prostaglandin merupakan senyawa kimia yang kerap memicu demam, kemerahan, dan pembengkakan pada daerah infeksi.
"Perbedaan Paracaf dan Paracaf Extra adalah isi komposisinya. Paracaf mengandung parasetamol dan kafein saja. Sementara Paracaf Extra mengandung parasetamol, kafein, dan ibuprofen. Jadi jika sakit kepalanya atau sakit giginya berat bisa langsung minum Paracaf Extra," kata Hansen.
Jadi sebaiknya jangan biarkan sakit kepala atau sakit gigi menganggu aktivitas Anda. Baik Paracaf maupun Paracaf Extra dapat dibeli secara bebas, artinya tanpa resep dokter dan bisa dijumpai di toko obat, apotk, dan marketplace. (*)