TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sosok Budi Gunadi Sadikin yang bukan dari kalangan dokter lalu diangkat sebagai menteri kesehatan menjadi topik pembicaraan hangat.
Seperti diketahui, Budi Gunadi termasuk 1 dari 6 menteri saat Jokowi melakukan reshuffle Menteri Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024 .
Budi Gunadi menggantikan dr Terawan Agus Putranto.
Baca juga: Dekan Fakultas Kedokteran UI: Tidak Masalah Menkes Bukan Dokter Asal Bisa Jadi Komandan yang Baik
Baca juga: Budi Gunadi Sadikin Ditunjuk Jadi Menteri Kesehatan, Begini Kata Ekonom Faisal Basri
Bila selama ini menteri kesehatan selalu berlatar belakang kedokteran, sementara Budi Gunadi tidak punya latar belakang kedokteran. Lulusan ITB jurusan teknik nuklir ini, diantaranya pernah menjadi Dirut Bank Mandir dan Dirut Inalum.
Apa pendapat dan harapan publik tentang sosok Budi Gunadi Sadikin sang Menkes baru yang bukan dokter?
Berikut rangkuman Tribunnews.com.
Baca juga: Budi Gunadi Sadikin Resmi Jabat Menkes, Panglima TNI Hingga Direksi Mandiri Beri Selamat
Baca juga: Budi Gunadi Sadikin Ditunjuk Jadi Menkes, Begini Respons Ikatan Dokter Indonesia
Pendapat IDI
Ketua Satgas Covid-19 dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban mengaku tak mempermasalahkan latar belakang menteri kesehatan baru Budi Gunadi Sadikin, yang bukan berlatar belakang dokter.
Baginya seseorang yang memiliki kemampuan manajemen yang baik dan mengerti persoalan kesehatan tentu cocok menjadi menkes.
Hal itu diungkapnya dalam media sosial milikinya @ProfesorZubairi, Selasa (22/12).
"Mau latar belakangnya itu fisika nuklir, kesehatan masyarakat, dokter, epidemiolog atau apa, asal kemampuan manajerialnya bagus dan tahu persis persoalan di lapangan, ya tidak masalah.
Apakah saya kecewa menkes saat ini bukan dari kalangan dokter? Saya sama sekali tidak kecewa," kata Zubairi yang dikutip Tribunnews.com, Rabu (23/12/2020).
Zubairi berharap, Budi yang juga menjabat sebagai Ketua Satgas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Nasional dapat memberikan kebijakan-kebijakan tepat berdasarkan situasi lapangan.
"Saya tunggu gebrakan menkes baru ini. Kalau perlu, ganti kebijakan menteri sebelumnya, atas dasar data-data lapangan yang sahih," ungkap Zubairi.