Baginya, harapan penanganan pandemi Covid-19 menjadi lebih baik pada menkes baru pilihan Presiden Joko Widodo itu haruslah ada.
Selain itu, ia mengingatkan pekerjaan rumah lainnya adalah penanganan penyakit lain seperti HIV/AIDS.
"Harapan saya besar sekali terhadap Menkes baru ini. Tantangan untuknya lumayan berat karena masalah kesehatan di Indonesia banyak banget, wabil khusus Covid-19. Semoga dia punya visi misi yang baik dan program yang jelas. Selamat bekerja Pak Menteri," harap Zubairi.
Harapan Epidemiolog
Ahli Epidemiologi dari Universitas Indonesia (UI), Pandu Riono menyebut Budi Gunadi Sadikin cocok menjadi Menteri Kesehatan.
Menurutnya, Ketua Satgas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Nasional memiliki visi yang cepat dalam pengendalian pandemi Covid-19.
Hal itu disampaikan Pandu dalam cuitan di akun twitternya @drpriono1 pada Minggu (20/12/2020).
Pandu menyebut, latar belakang Budi yang bukan dari bidang kesehatan tidak menjadi persoalan, untuk melakukan reformasi manajemen dan sistem kesehatan publik.
"Budi Gunadi Sadikin punya visi & semangat atasi Pandemi secepatnya. Kesa pd kinerja kemenkes & Satgas. Budi layak jadi MENKES yg baru, ia punya cita2 16 juta vaksinasi dilakukan sebulan.
Menkes tidak perlu dokter untuk mereformasi manajemen & sistem kesehatan publik yg lumpuh," kata Pandu dalam akun twitter pribadinya yang dikutip Tribunnews.com, Selasa (22/12/2020).
Kalangan Akademisi
Sementara itu dari kalangan akademisi juga melontarkan pendapatnya tentang sosok Menkes baru yang bukan dari kalangan dokter.
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD mengatakan hal serupa.
"Bagi saya, seorang menteri kesehatan dengan latar belakang dokter atau bukan dokter tidak ada masalah, yang penting bisa jadi komandan yang baik dan amanah untuk Kementerian Kesehatan," ujar Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD kepada Warta Kota, Rabu (23/12/2020).
Keberadaan Wakil Menkes Dante Saksono Harbuwono yang berasal dari seorang akademisi dan praktisi klinis bisa memberikan warna untuk kepemimpinan Kementerian Kesehatan, khususnya untuk mengatasi penyakit tidak menular dan upaya-upaya pencegahan penyakit.