News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Gara-gara Diet, Juwita Bahar Sakit Otak hingga Koma, Ini Dampaknya PadaTubuh Kurang Karbohidrat

Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Juwita Bahar Bahar ketika ditemui di gedung Trans TV, Jalan Kapten Tendean, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Selasa (5/1/2021). Juwita Bahar pernah koma 15 Hari di Rumah Sakit gara-gara sakit di otak.

TRIBUNNEWS.COM - Penyanyi dangdut Juwita Bahar menceritakan kisah dirinya yang pernah terbaring koma di rumah sakit selama 15 hari karena mengidap penyakit serius pada bagian otak sewaktu berusia 10 tahun.

Penyebab penyakit serius itu berasal dari pola diet yang diterapkannya.

Karena masalah berat badan, saat itu ia menjauhi nasi selama dua tahun.

Alih-alih memiliki berat badan yang sehat, hal itu justru berdampak buruk pada kesehatannya.

"Jadi kayak protein dan karbohidratnya enggak seimbang. (Gara-gara itu) aku sakit maag, terus panas dan demam," ucap Juwita saat ditemui di kawasan Tendean, Jakarta Selatan, Selasa (5/1/2020).

Efek pola makan rendah karbohidrat
Karbohidrat adalah sumber utama energi bagi tubuh.

Baca juga: Akibat Diet, Juwita Bahar Sempat Koma 15 Hari di Rumah Sakit, Idap Penyakit Seius di Bagian Otak

Baca juga: Kisah Pilu Juwita Bahar Berjuang Lawan Sakit, Sampai Divonis Meninggal atau Lumpuh

Dilansir Science Daily, penulis sebuah studi besar yang dipresentasikan di ESC Congress 2018, Professor Maciej Banach, of the Medical University of Lodz mengungkapkan, pola makan rendah karbohidrat sangat tidak aman dan harus dihindari.

Meski dalam jangka pendek dapat bermanfaat untuk menurunkan berat badan, menurunkan tekanan darah dan mengontrol gula darah, namun studi yang dilakukannya menemukan bahwa pola makan tersebut dapat berdampak buruk untuk jangka panjang.

"Kami menemukan bahwa orang-orang yang menerapkan pola makan rendah karbohidrat memilki risiko kematian dini lebih tinggi."

"Peningkatan risiko lainnya termasuk kematian karena penyakit jantung koroner, stroke dan kanker. Pola makan ini harus dihindari," ungkapnya.

Lebih jauh, mengapa pola makan rendah karbohidrat ini berbahaya untuk jangka panjang dan bisa menyebabkan pengembangan sejumlah penyakit kronis?

Dalam satu mangkuk kecil nasi berukuran 200 gram kira-kira terdapat 80 gram karbohidrat (Grid.ID)

1. Tubuh kehilangan gizi penting
Ahli gizi teregistrasi dan pendiri The Better Nutrition Program, Ashley Moff mengatakan, karbohidrat kerap dipandang buruk oleh banyak orang.

Padahal, karbohidrat datang dalam berbagai bentuk. Karbohidrat yang lebih menyehatkan dapat memberikan tubuh kita nutrisi penting, di antaranya serat, mineral, vitamin seperti magnesium dan B12, serta antioksidan.

Konsumsi karbohidrat yang menyehatkan dapat mendukung metabolisme tubuh, sistem pencernaan dan kekebalan tubuh.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini