News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penanganan Covid

WHO Klaim Vaksin Oxford-AstraZeneca Aman Digunakan, Ada Efek Samping Itu Wajar

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

VAKSINASI DRIVE THRU - Warga masyarakat dengan antusias memanfaatkan fasilitas penyuntikan vaksin Covid-19 gratis yang digelar secara hybrid walk in, drive thru car dan drive thru bike di lapangan ICE BSD, Serpong, Tangerang, Sabtu (13/3/2021). Kegiatan yang diikuti 2500 orang peserta/hari ini digelar selama 2 hari, diselenggarakan oleh Kemenkes, Ristekdikti bersama Grab dan Good Doctor dan instansi terkait lainnya. WARTA KOTA/NUR ICHSAN

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, JENEWA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan kembali bahwa tidak ada kaitan antara vaksin virus corona (Covid-19) Oxford-Astrazeneca dengan pembekuan darah pada pasien.

Dalam pernyataan terbarunya, WHO mengatakan tidak ada bukti yang menguatkan laporan yang menyatakan bahwa vaksin ini dapat menyebabkan peristiwa tersebut.

"Hingga hari ini, tidak ada bukti bahwa insiden tersebut disebabkan oleh vaksin ini dan penting untuk kampanye vaksinasi ini terus berlanjut, sehingga kami dapat menyelamatkan nyawa dan menekan penyakit parah yang disebabkan virus ini," kata WHO dalam pernyataan tersebut.

Situs Euronews, Selasa (16/3/2021) mengabarkan, WHO menyatakan, dalam kampanye vaksinasi ekstensif, wajar bagi tiap negara untuk menandakan adanya potensi efek samping yang merugikan bagi tiap warganya.

Baca juga: Distribusi Vaksin AstraZeneca Ditunda, Menkes: Kami Tunggu Info Resmi WHO

Namun ini tidak mengindikasikan peristiwa seperti pembekuan darah yang terjadi pada sejumlah warga di Eropa terkait dengan vaksinasi.

Baca juga: Menkes: Kegiatan Vaksinasi Melambat karena Kendala Pasokan Vaksin

"Kendati demikian, merupakan hal yang baik untuk menyelidikinya," jelas WHO.

Badan Medis Eropa (EMA) pun setuju dengan pernyataan WHO bahwa jumlah pembekuan darah pada orang yang divaksinasi tampaknya tidak lebih tinggi dibandingkan yang terlihat pada populasi pada umumnya.

Saat ini EMA juga terus menyelidiki laporan tersebut.

"Manfaat vaksin AstraZeneca dalam mencegah risiko menjalani rawat inap maupun kematian akibat Covid-19 jauh lebih besar jika dibandingkan risiko efek sampingnya," tegas EMA.

Perlu diketahui, negara yang menghentikan sementara program vaksinasi menggunakan vaksin AstraZeneca ini kian bertambah setelah terjadi 37 insiden pembekuan darah pada pasien selama beberapa hari setelah mendapatkan vaksin.

Pada hari Senin kemarin, Jerman, Prancis, Italia dan Belanda menjadi negara terbaru yang mengikuti langkah negara tetangga dalam menghentikan program vaksinasi AstraZeneca.

VAKSINASI DRIVE THRU - Warga masyarakat dengan antusias memanfaatkan fasilitas penyuntikan vaksin Covid-19 gratis yang digelar secara hybrid walk in, drive thru car dan drive thru bike di lapangan ICE BSD, Serpong, Tangerang, Sabtu (13/3/2021). Kegiatan yang diikuti 2500 orang peserta/hari ini digelar selama 2 hari, diselenggarakan oleh Kemenkes, Ristekdikti bersama Grab dan Good Doctor dan instansi terkait lainnya. WARTA KOTA/NUR ICHSAN (WARTA KOTA/WARTA KOTA/NUR ICHSAN)

Langkah ini diambil hingga proses penyelidikan lebih lanjut selesai dilakukan. Sebelumnya, Kementerian Kesehatan Jerman mengatakan bahwa keputusan itu diambil sebagai 'tindakan pencegahan'.

Keputusan tersebut juga didasarkan pada saran dari regulator vaksin nasional negara itu yang menyerukan untuk dilakukannya penyelidikan lebih lanjut atas kasus-kasus tersebut.

Hari Minggu lalu, perusahaan farmasi AstraZeneca telah merilis pernyataan yang menegaskan bahwa vaksin yang diproduksi ini 'aman' digunakan.

Mereka mengatakan jumlah gumpalan darah yang dilaporkan terjadi pada sejumlah warga yang divaksinasi, jauh lebih rendah dibandingkan apa yang yang diprediksi terjadi secara alami pada populasi pada umumnya dengan dosis yang sama dengan vaksin berlisensi dari perusahaan lainnya.

"Dalam uji klinis, meskipun jumlah kejadian trombotik kecil, kejadian ini lebih rendah dialami pada kelompok yang divaksinasi. Juga tidak ada bukti yang menunjukkan peningkatan perdarahan pada lebih dari 60.000 peserta yang terdaftar," kata AstraZeneca.

WHO mengatakan per 12 Maret 2021, lebih dari 300 juta dosis vaksin Covid-19 telah diberikan sejak dimulainya pandemi.

"Hingga saat ini, tidak ada kasus kematian yang ditemukan disebabkan oleh vaksin Covid-19," sebut WHO.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini