Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Banyak pasangan yang merindukan kehadiran anak dalam rumah tangga mereka, namun tidak semua pasangan memiliki tingkat kesuburan (fertilitas) yang normal untuk bisa menghasilkan keturunan.
Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Konsultan Fertilitas, Endokrinologi & Reproduksi Rumah Sakit Pondok Indah dr. Gita Pratama, Sp.OG-KFER, M.RepSc mengatakan bahwa banyak faktor yang menyebabkan pasangan mengalami infertilitas.
Salah satu penyebab yang cukup menjadi perhatian adalah infertilitas idiopatik (unexplained infertility). Persentase pasangan yang mengalami infertilitas jenis idipopatik mencapai angka 10 persen.
Jika pasangan suami istri telah melakukan hubungan seksual secara teratur selama satu tahun tanpa menggunakan alat kontrasepsi namun gagal mencapai kehamilan, maka ini disebut sebagai infertilitas.
Baca juga: Peluang Hamil Pasangan Infertilitas Idiopatik Lebih Besar Dari Pasangan Tidak Subur Lainnya
Ia menjelaskan, pasangan dapat disebut subur, saat sang istri hamil setelah melakukan hubungan seksual rutin selama satu tahun tanpa alat kontrasepsi.
Baca juga: Niatnya Periksa Kehamilan, Angelica Simperler Kaget Saat Harus Melahirkan di Luar Perkiraan
Angka pasangan yang mengalami kehamilan pada rentang waktu 12 bulan melakukan hubungan seksual ini pun bahkan mencapai 80 persen.
"Kurang lebih 80 persen pasangan suami dan istri akan hamil dalam 12 bulan pertama berhubungan seksual tanpa kontrasepsi," ujar dr Gita, dalam keterangan resminya, Senin (22/3/2021) sore.
Namun menurutnya, jika pasangan infertilitas tidak melakukan penundaan kehamilan, tentunya mereka membutuhkan konsultasi medis.
"Apabila pasangan suami istri tidak juga mendapat kehamilan setelah setahun, maka pasangan tersebut membutuhkan pelayanan medis lebih lanjut," kata dr Gita.
Penyebab yang paling disoroti dalam menangani pasangan infertilitas adalah infertilitas idiopatik.
Pada fase ini biasanya pasangan infertilitas telah melakukan serangkaian pemeriksaan lengkap yang berkaitan dengan tingkat kesuburan mereka.
Namun yang terjadi adalah sang istri tidak juga hamil, meskipun hasil pemeriksaan menyatakan bahwa semuanya normal.
Angka mereka yang mengalami gangguan kesuburan dengan infertilitas idiopatik ini pun bisa mencapai 10 persen.
"Infertilitas idiopatik merupakan keadaan ketika pasangan sudah melakukan pemeriksaan lengkap seperti pemeriksaan analisis semen, penilaian fungsi ovulasi, dan uji patensi tuba dinyatakan normal, namun tetap tidak bisa hamil. Infertilitas idiopatik terjadi pada sekitar 10 persen pasangan dengan gangguan kesuburan," tegas dr Gita.