Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Sakit kepala tentu sangat menganggu aktivitas kita. Selain menimbulkan rasa tidak nyaman, kepala juga terasa sakit dan nyeri.
Sebetulnya banyak cara untuk menangani sakit kepala ini. Bahkan tidak perlu mengonsumsi obat-obatan terlebih dahulu.
Hal ini diungkapkan oleh dr Santi. Namun menurutnya, langkah awal yang perlu dilakukan adalah mengenali penyebab dari sakit kepala tersebut.
Baca juga: Zaskia Sungkar Pusing, Ukkasya Kehabisan Baju, Setiap Minggu Badannya Berubah Ukuran
Baca juga: Punya Masalah Sakit Punggung? Ketahui Kebiasaan yang Dapat Mengurangi Efeknya
Jika jenis sakit kepala adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari seperti cuaca, genetik hingga pengaruh hormon, maka disarankan untuk mengonsumsi obat.
Hanya saja menurut dr Santi ada yang perlu diingat saat mengonsumsi obat sakit kepala. Yaitu tidak boleh dikonsumsi secara berlebihan.
Jika 1-2 hari tidak berkurang sakitnya, maka disarankan untuk segera mengunjungi dokter.
Selanjutnya, selain obat kepala, tidur dapat menjadi obat yang ampuh.
Istirahat itu perlu untuk tubuh.
Baca juga: Kemenkes Siapkan 72 Ribu Tempat Tidur Covid-19, 31 Ribu Telah Terpakai
Baca juga: Pernah Mendadak Pusing Saat Berdiri? Ketahui Penyebabnya
Dari penjelasan dr Santi, setelah tidur, tubuh biasanya jauh lebih baik.
Ada pula cara lain yaitu bisa menggunakan kompres. Sebagai catatan, dianjurkan yang dingin.
"Ambil handuk kecil, kemudian direndam ke dalam air es. Kompres pada daerah kepala atau tengkuk. Bisa pula menggunakan esensial oil. Disarankan lavender dan papper mint," ungkapnya pada kanal YouTube Sonora FM, dikutip oleh Tribunnews, Senin (7/6/2021).
Di sisi lain, dr Santi membolehkan konsumsi Vitamin B Complex.
Lalu yang terakhir, orang yang mengalami sakit kepala bisa mengonsumsi air teh.
Dapat pula dicampur bersama jahe karena mengandung anti inflamasi. Dimana, bersifat menurunkan sakit kepala.
Di sisi lain, mengingat teh memiliki kafein, maka cari tahu terlebih dahulu bagaimana respon tubuh terhadap kafein.
Karena menurut dr Santi, setiap orang mempunya respon tubuh yang berbeda saat mengonsumsi kafein.
Bisa bersifat menyembuhkan kepala, atau memicu timbulnya rasa sakit.
"Kenali dirimu. Kalau malah makin parah habis diminum, berarti kita tidak termasuk yang dianjurkan minum teh atau kopi saat kepala," katanya lagi.