TRIBUNNEWS.COM - Delta Plus, varian baru dari virus corona, menjadi fokus perhatian di India menyusul pelaporan sejumlah kasus dari negara bagian Maharashtra serta beberapa negara bagian lainnya, India Times melaporkan.
Lebih dari 20 kasus infeksi Delta Plus ditemukan di Maharashtra, kantor berita PTI melaporkan mengutip menteri kesehatan negara bagian Rajesh Tope.
Adapun seberapa luas Delta plus menyebar, hingga kini masih banyak sampel yang belum diurutkan genomnya untuk diketahui.
Hanya sekitar 200 yang terdeteksi di seluruh dunia dan hanya sekitar 30 di India.
Maharashtra kini tengah menggali informasi lengkap tentang orang-orang yang terdeteksi dengan varian delta plus, termasuk riwayat perjalanan mereka, apakah mereka divaksinasi atau tidak, dan apakah mereka pernah terpapar Covid-19 sebelumnya.
Baca juga: Jubir Kemenkes: Ada 151 Kasus Varian Delta di Indonesia Tersebar di 8 Provinsi
Baca juga: Virus Corona Varian Delta asal India Sudah Masuk Jabar, Terdeteksi di Karawang, Lebih Cepat Menular
Dimana Delta Plus pertama kali terdeteksi?
Varian ini pertama kali terlihat di Eropa pada Maret tahun ini.
Namun, varian ini baru diperkenalkan ke publik hanya pada 13 Juni.
Pada 17 Juni, menurut GISAID, database sains terbuka, ada 63 kasus varian di seluruh dunia; termasuk enam dari India.
Menurut para ilmuwan, varian Delta (B.1.617.2) telah bermutasi lebih lanjut untuk membentuk varian Delta Plus (B.1.617.2.1 atau AY.1).
Ahli virologi sedang mencari tahu apakah varian baru ini mungkin dapat menghindari kekebalan lebih baik daripada varian Delta atau Beta.
Apa yang kita ketahui sejauh ini?
Berdasarkan apa yang diketahui sejauh ini, Delta Plus dianggap sangat menular.
Salah satu risiko potensial yang memicu kegelisahan di kalangan komunitas medis adalah bahwa varian baru ini mungkin dapat melewati kekebalan yang diberikan oleh vaksin dan infeksi sebelumnya.