Di Inggris varian Delta merupakan 91 persen dari kasus baru.
Satu penelitian menemukan bahwa gejala yang paling banyak dilaporkan adalah sakit kepala, sakit tenggorokan dan flu.
Untuk orang yang lebih muda ini mungkin terasa seperti flu biasa.
Tetapi mereka masih bisa menyebarkan virus ke orang lain yang lebih berisiko terkena penyakit parah, termasuk mereka yang belum divaksinasi.
Bahkan orang dengan infeksi tanpa gejala dapat menularkan virus ke orang lain.
Orang-orang harus waspada terhadap gejala lain seperti batuk, sesak napas, sakit kepala, kelelahan, atau kehilangan indera perasa atau penciuman.
Baca juga: 2,66 Miliar Lebih Dosis Vaksin Covid-19 Sudah Disuntikan di Seluruh Dunia
Baca juga: Daftar Rumah Sakit Yogyakarta yang Layani Vaksinasi Covid-19, Ini Syaratnya
Seberapa menularkah varian Delta?
Amerika Serikat dan Inggris telah sepenuhnya memvaksinasi sekitar 43 persen dari populasi mereka.
Tetapi karena varian Delta menjadi lebih umum di Inggris Raya dalam beberapa pekan terakhir, negara tersebut mengalami lonjakan kasus Covid-19.
Lonjakan serupa dalam kasus terlihat di India ketika varian Delta menyebar luas.
Para ahli mengatakan ini karena varian ini lebih mudah menular.
Bukti awal menunjukkan varian Delta dapat meningkatkan risiko lebih parah dibandingkan dengan varian Alpha,
Orang dengan varian Delta 2,61 kali lebih mungkin dirawat di rumah sakit daripada mereka yang memiliki varian Alpha.
Paling berisiko dari varian Delta adalah orang-orang yang tidak sepenuhnya divaksinasi dan mereka yang tidak memiliki respon imun yang kuat terhadap vaksinasi, seperti orang yang lebih tua.
(Tribunnews.com/Mohay/Rina Ayu)