'Efikasi yg bisa diberikan adalah apa, hasil uji klinis bahan herbal ini. bisa sama dimungkinkan sama dgn obat kimia, Indonesia masih harus terus menelitu yg bisa menyaingi obat kimia," ujar Arianti Anaya, Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes.
Menurutnya, kehadiran fitofarmaka asli Indonesia saat pandemi ini sangat menguntungkan.
Ketika banyak bahan baku dr lua terkendala, fitofarmaka masih bisa berproduksi.
"Seperti saat India lockdown, bahan baku obat kimia daris ana, kita industri punya tapi bahan bakunya?" katanya.
Sementara itu, Reri Indriani, Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan dan Kosmetik BPOM mengtakan tingkat pegujian tahapan mulai hewan, manusia melalui tajapan uji klinik, dikaitkan dengan keamanan dan manfaat.
Ada sekitar 26 yg dapat izin edar BPOM.
"Produknya antara lain untuk hipertnsi ringan, kombinasi utk penderita gula, defisiensi albumin, utk memelihara imunitas tubuh. Bisa jadi terapi tambahan dr obat kimia, ada yg terapi tunggal." kata Reri.