TRIBUNNEWS.COM - Tahukah kamu, melansir Kompas, LIPI mencatat virus Corona varian Delta menjadi penyebab 95% kasus Covid-19 di Indonesia? Yang tak kalah penting diketahui, salah satu gejalanya adalah sakit tenggorokan!
Ya, memang, selain dikenal sebagai varian Covid-19 paling menular di dunia saat ini, varian Delta dikatakan memiliki gejala yang lebih khas ketimbang gejala klasik seperti batuk, kehilangan rasa atau penciuman, dan demam.
Profesor Epidemiologi Genetika di King's College London, Tim Spector, mengatakan bahwa gejala dari infeksi varian Delta terasa seperti flu berat. Beberapa gejala yang kerap dilaporkan adalah demam, pilek, sakit kepala, bahkan hingga gejala yang sering dirasakan ketika panas dalam, yakni sakit tenggorokan.
Dengan begitu, muncul kekhawatiran di masyarakat, ketika merasa tak enak badan dan sakit tenggorokan, maka orang tersebut sudah pasti terinfeksi Covid-19 varian Delta. Hmmm.. apa benar?
Perbedaan sakit tenggorokan biasa dan gejala Covid-19
Meski disebut sebagai gejala umum oleh beberapa ahli kesehatan, sakit tenggorokan yang kamu alami bukan selalu berarti gejala Covid-19. Maka itu, sebelum merasa kalut dan paranoid, ada baiknya kamu memahami perbedaan sakit tenggorokan biasa dengan gejala Covid-19.
Umumnya, sakit tenggorokan ditandai dengan beberapa gejala, salah satunya nyeri, kering, dan gatal di tenggorokan. Melansir Mayoclinic, penyebab umum sakit tenggorokan adalah infeksi virus, salah satunya virus yang menyerang saluran pernapasan seperti flu dan Covid-19.
Eits, tetapi ada catatan yang harus diperhatikan! Mengutip OSF Healthcare, sakit tenggorokan karena infeksi virus selalu diiringi dengan gejala khas lain, seperti demam, batuk, pilek, atau kelelahan. Untuk Covid-19, biasanya juga muncul gejala khas yang klasik seperti sesak napas dan kehilangan penciuman dan perasa.
dr. Brian Curtis, spesialis internal medicine dari Illinois, AS, mengatakan hanya 5-10 persen pasien Covid-19 yang mengalami gejala tunggal sakit tenggorokan.
Jadi, jika menderita sakit tenggorokan tanpa diiringi gejala khas virus lainnya, kecil kemungkinan kamu terinfeksi virus Corona. Bisa jadi, ada penyebab lain seperti strep throat, radang amandel, radang tenggorokan (faringitis), atau hanya gejala panas dalam.
Untuk mencegah kepanikan tersebut, penting bagi kamu dan keluarga melakukan tindakan preventif untuk mencegah panas dalam dan sakit tenggorokan.
Dirangkum dari MayoClinic, ada beragam upaya untuk mencegah sakit tenggorokan, misalnya, memperbanyak konsumsi air putih, menghindari makanan pedas, tidak merokok dan menjauhi asap rokok, membatasi asupan alkohol dan kafein, rajin mencuci tangan, dan meningkatkan daya tahan tubuh dari infeksi virus dan bakteri.
Bila perlu, kamu dapat rutin mengonsumsi minuman yang mengandung mineral alami seperti Larutan Cap Kaki Tiga.
Larutan Cap Kaki Tiga telah dikonsumsi berbagai kalangan dan menjadi larutan pencegah panas dalam yang dipercaya turun-temurun keluarga Indonesia. Selama puluhan tahun, Larutan Cap Kaki Tiga telah membuktikan khasiatnya yang efektif mengurangi gejala dan mengatasi panas dalam.
Ini karena Larutan Cap Kaki Tiga mengandung mineral alami (Gypsum fibrosum & Calcitum) yang dapat mencegah gejala panas dalam seperti bibir pecah-pecah, sariawan, bau mulut, batuk, serta tenggorokan kering yang dapat menyebabkan radang tenggorokan.
Seluruh anggota keluarga dapat mengonsumsi Larutan Cap Kaki Tiga, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Kamu dapat mengonsumsinya sebelum ataupun sesudah makan. Untuk pencegahan, minumlah Larutan Cap Kaki Tiga secara rutin satu kali dalam sehari.
Hadir dengan kemasan 200ml dan 500ml, khasiat Larutan Cap Kaki Tiga bisa kamu dapatkan dengan harga yang terjangkau di supermarket terdekat atau dengan membeli secara online di sini.
Yuk, cegah panas dalam dan sakit tenggorokan dengan rutin meminum Larutan Cap Kaki Tiga. Jangan sampai salah pilih larutan, pilih yang gambarnya Cap Kaki Tiga ya!
Yang tak kalah penting, jangan lupa selalu menjaga protokol kesehatan 6M, seperti mencuci tangan, menggunakan masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, menghindari makan bersama, dan mengurangi mobilitas yang tidak perlu, serta sering melakukan swab antigen atau PCR jika masih sering beraktivitas di luar rumah, untuk membantu memangkas rantai penularan Covid-19, agar kondisi pandemi ini segera berlalu. Semoga kamu sehat selalu!