"Masker medis yang benar punya bahan baku berupa meltblown dengan tingkat Bacterial Filtration Efficiency (bfe) di atas 99.9%," sebut Ananta.
Ananta juga mengungkapkan bahwa pihaknya kini telah berinvestasi dengan membangun fasilitas produksi masker di Bandung, dekat pabrik popok milik perusahaan.
Pabrik yang berlokasi di Bandung tersebut memiliki kapasitas produksinya mencapai 50 juta potong masker per bulan yang dijalankan oleh 15 lini produksi dan beroperasi sejak bulan April 2020 ini.
Menurut Ananta, produksi masker memiliki kesamaan dengan produksi popok sekitar 99.9%.
Bahan baku masker perseroan sebisa mungkin menggunakan barang lokal, Ananta bilang, rata-rata 75% kandungannya dari bahan lokal. Seperti meltblown yang merupakan serat non woven dari polypropylene sebisa mungkin diperoleh dari lokal.
Ananta mengatakan perseroan sudah berusaha menekan harga, namun biaya produksi memang mengalami kenaikan saat pandemi.
"Harga bahan baku meltblown mengalami kenaikan luar biasa, saat periode normal hanya US$ 2 per kilogram, namun di masa tertingginya bisa US$ 150 per kilogram," katanya.
Diharapkan masyarakat lebih aware terhadap masker yang digunakan, dan pemerintah dapat menganjurkan penggunaan masker yang benar dan tepat.
Ananta menambahkan, saat ini pihaknya masih berupaya memenuhi produksi dalam negeri dan tengah berupaya menggenjot produksi agar dapat mengurangi beban biaya, sehingga bisa lebih efisien.(*)