- Pusing.
- Kejang.
- Kehilangan penglihatan atau kesulitan melihat.
- Kehilangan keseimbangan atau koordinasi.
- Leher kaku dan sensitif terhadap cahaya.
Pendarahan di otak juga dapat menyerang saraf, sehingga menyebabkan penderitanya mengalami kesulitan menelan, bicara tidak normal atau cadel, bahkan kesulitan membaca, menulis atau memahami ucapan.
Parahnya, pendarahan di otak dapat menyebabkan perubahan tingkat kesadaran atau kewaspadaan, kekurangan energi, kantuk atau koma.
Hal ini ditandai dengan gejala kesulitan bernapas dan detak jantung tidak normal (jika perdarahan terletak di batang otak).
Sementara itu, dari laman WebMD, pendarahan otak biasanya disebabkan oleh beberapa faktor.
Di anataranya, yaitu trauma kepala, tekanan darah tinggi, aneurisma (pembengkakan pembuluh darah di otak), kelainan pembuluh darah, kelainan dinding pembuluh darah, gangguan aliran darah, tumor otak, bahkan penyakit hati (sirosis).
Bertambahnya usia rupanya juga meningkatkan risiko pendarahan di otak dan storke.
Keseriusan dan hasil dari pendarahan otak tergantung pada penyebabnya, lokasi di dalam tengkorak, ukuran pendarahan, jumlah waktu yang lewat antara pendarahan dan pengobatan, usia dan kesehatan secara keseluruhan.
Setelah sel-sel otak mati, mereka tidak beregenerasi.
Kerusakan bisa parah dan mengakibatkan cacat fisik hingga mental.
Pembedahan mungkin diperlukan untuk mengurangi pembengkakan dan mencegah pendarahan.
anak Tukul Arwana, Ega Prayudi meminta doa kesembuhan untuk Tukul Arwana.
"Nanti saya kabari lagi. Mohon doanya ya," ujar Ega Prayudi. (*)